Home Hukum Diamnya Ulama, 1 dari 5 Latar Belakang Yusuf Mansur Obong

Diamnya Ulama, 1 dari 5 Latar Belakang Yusuf Mansur Obong

Jakarta, Gatra.com - Geger buku Yusuf Mansur Obong membuat penulisnya menyampaikan lima latar belakang dari ditulisnya buku tersebut. HM Joesoef membuat lima catatan terkait buku yang 'menggugat' Ustadz Yusuf Mansur (YM) yang telah 19 tahun dikenalnya. Salah satunya, diamnya para ulama melihat sepak terjang Yusuf Mansur, tulisnya 9/3. Berikut lima, alasan HM Joesoef menuliskan buku tersebut.

1. Peringatan Tak Digubris

Sebagai sesama muslim, sejak 2017 penulis sudah seringkali mengingatkan kepada YM akan banyaknya berita-berita di seputar bisnisnya yang merugikan sebagian investornya. Tetapi yang bersangkutan tidak menanggapinya secara serius.

2. Bermunculan Tulisan Negatif

Sejak tahun 2017 itu pula sudah mulai muncul narasi-narasi dalam bentuk berita, kolom, bahkan buku, yang terkait dengan bisnis yang dijalankannya dan berujung pada masalah dengan investor. Narasi, jika tidak sesuai dengan fakta, seyogyanya dijawab dengan narasi pula. Berita dijawab dengan berita, kolom dijawab dengan kolom, dan buku dijawab dengan buku. Saran itu penulis sampaikan, dan lagi-lagi jawabannya cenderung tidak mengindahkan. Atau, kalau dijawab pun, tidak serius.

3. Manuver YM Tak Sesuai Janji Awal

Di tahun 2017 – 2018, YM gencar membuat manuver, antara lain, membeli klub bola (baik di dalam maupun klub bola di luar negeri), membeli saham Bank Muamalat, BRI Syariah, Tempo, yang berujung pada tidak terealisasinya maksud di awal. Tetapi, YM acuh saja, tetap saja bergerak dengan ide-ide baru, sementara kasus-kasus yang mulai ke permukaan, tidak pernah ia selesaikan secara tuntas.

4. Berjanji Ingkar

Sejak 2017 itu, YM mulai digugat oleh mereka yang merasa dirugikan karena investasi yang mereka lakukan. Ada Patungan Usaha, Patungan Aset, Condotel Moya Vidi, dan sebagainya. Hanya investor batu bara (awal tahun 2010) meskipun bisnisnya gagal, tetapi tidak ada yang menuntutnya sampai ke ranah hukum. Ini menjadi pertanyaan besar, sementara yang Patungan Usaha, Patungan Aset, dan Condotel Moya Vidi yang nilai per sahamnya kisaran Rp 2.700.000 sampai Rp 12.000.000, sudah mulai menggugat ke ranah hukum.

Lalu, di bulan Oktober 2017 YM mengadakan jumpa pers yang katanya akan keliling ke 8 kota guna menjelaskan investasi-investasi yang dia lakukan. Waktu itu ia sesumbar, bahwa, bagi mereka yang akan mengambil uangnya, akan dilayani di tempat. Faktanya, acara tersebut tidak pernah ada. Dan pers diam saja.

5. Diamnya Ulama

Diamnya para ulama. Tidak sedikit para ulama, ustadz, pendakwah, mendapat info bahwa YM itu begini dan begitu. Tetapi mereka diam. Hanya KH Athian Ali M, Da’i dari Bandung yang mau secara terbuka mengkritik perbuatan YM yang merugikan masyarakat, termasuk mengkritik konsep sedekah dimana jamaah memberikan sedekahnya kepada YM.

Diamnya para ulama, ustadz, dan pendakwah itulah yang membangkitkan penulis untuk tampil ke permukaan. Apa saja kasus atau perilaku YM yang tidak sesuai dengan syariat, komitmen, dan pembohongan publik, penulis tulis. Kumpulan tulisan itulah yang dihadirkan dalam bentuk buku Yusuf Mansur Obong. Kepada YM dan para pengikutnya, penulis memberi kesempatan, jika isi buku tersebut ada yang salah, atau ada yang perlu dikoreksi, silahkan dibuat buku tandingan. Nanti masyarakat yang akan mengujinya.

Penulis menegur YM lewat buku Yusuf Mansur Obong dalam rangka melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. Amar ma’ruf sudah dilakukan, tidak ditanggapi secara serius, lalu nahi mungkar dilakukan. Hal ini agar tidak semakin banyak korban berjatuhan di tengah jalan, dan YM sendiri menjadi sadar dan insyaf lalu menghentikan semua aktivitas yang berpotensi merugikan masyarakat.

29102