Home Ekonomi Dibawa TKI, Kerupuk Puli Digemari Mancanegara

Dibawa TKI, Kerupuk Puli Digemari Mancanegara

Karanganyar, Gatra.com - Tekstur renyah dan cita rasa gurih kerupuk puli dari Dusun Bungkus, Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang digemari warga mancanegara. Kerupuk legenda ini diakrabinya berkat warga negara Indonesia yang sengaja membawa camilan ini di tempat kerjanya di luar negeri.
 
"Biasanya kerupuk mentah dibawa warga sekitar sini yang menjadi TKI di luar negeri. Mereka bekerja jadi ART (asisten rumah tangga). Ada yang kerja di Korea, Hongkong, Malaysia dan Singapura," kata Sularmi (54), perajin kerupuk Puli kepada wartawan di dapur kerjanya, Selasa (10/3).
 
Para TKI memesan kerupuk mentah dengan jumlah bervariasi. Rata-rata 10 kilogram sekali pesan. Kerupuk mentah lebih awet disimpan dan mudah dibawa. Cukup menggorengnya dengan minyak panas sebelum disajikan. Ia mengatakan, sebagian kerupuk mentah dijual TKI ke pemesan di luar negeri. Mereka mengambilnya saat pulang kampung.
 
Sementara itu untuk pasaran dalam negeri, kerupuknya dijual ke Mojogedang dan sekitarnya hingga ke luar Jawa. Saking banyaknya permintaan, Sularmi dibantu anaknya, Agus Tarwanto dalam memproduksi dan memasarkan kerupuk puli. Sularmi dapat menyetor 50 kilogram per kiriman. Itu setara 20 ribu biji kerupuk. Ia mengaku senang permintaan semakin bertambah. Namun karena keterbatasan modal, sumber daya dan peralatan usaha, sehingga tak semua pesanan terpenuhi.
 
"Banyak sekali yang meminta, terutama di luar daerah seperti Maluku, Sumbawa, dan Kalimantan. Kadang tidak masuk akal, seperti minta satu ton. Karyawan saja hanya dua, itu pun tugasnya hanya menjemur kerupuk saat panas. Jadi terkadang tidak saya buatkan pesanan tersebut," kata Sularmi. 
Sularmi menggeluti bidang ini selama 20 tahun lamanya sejak 1990. Usaha ini merupakan warisan turun-temurun dari keluarganya di Sragen. Bahan bakunya tak berubah, yakni tepung terigu dan bumbu dapur seperti bawang putih dan garam.
 
Setiap pagi, Sularmi selalu berdagang ke pasar Desa Kaliboto untuk menjual rambak secara eceran. Namun, penjualannya lebih prospek jika dijual kepada pengepul rambak. Setiap tiga hari sekali, Sularmi selalu melayani pesanan 2 hingga 4 pengepul. Setiap pengepul bisa memesan sekitar 5 ribu hingga 10 ribu biji rambak. Harga kerupuk dia jual seharga Rp 20 ribu per kilonya.
 
Dikatakannya, musim penghujan selalu menjadi kendala saat memproduksi kerupuk mentah. Proses pengeringan secara alami, menjadi kurang maksimal. 
Agus Tarwanto, anak Sularmi ini mengatakan dirinya memasarkan secara online supaya merambah pasar lebih luas. Dia juga menawarkan kerupuk puli ke pasar di kota seperti Pasar Palur.
842