Home Gaya Hidup Ratu Belanda Tanya Harga Mesin Batik Tulis Inovasi UGM

Ratu Belanda Tanya Harga Mesin Batik Tulis Inovasi UGM

Sleman, Gatra.com - Raja dan Ratu Belanda mengunjungi kampus Universitas Gadjah Mada unttuk meresmikan kerjasama riset. Ratu Belanda Maxima Zorreguieta Cerruti bahkan tertarik dengan mesin batik tulis karya UGM dan menanyakan harga mesin itu.

Hal itu diungkapkan Andi Sudarso, peneliti Butimo, nama mesin batik tulis tersebut, usai stan inovasi tersebut di Balairung UGM disambangi Ratu Maxima, Rabu (11/3). “Kami menerangkan bahwa mesin batik tulis ini untuk meningkatkan produk batik tulis nasional,” ujar Andi kepada Gatra.com.

Andi menjelaskan, Butimo memiliki beberapa ragam canting mesin dengan ukuran dan jumlah sesuai kebutuhan membatik. "Mesin batik ini mampu elakukan semua proses pembatikan seperti nglowongi, nglatari, nemboki, nitiki sesuai ukuran standar kain batik,” kata dia.

Namun, seperi penjelasan ke Ratu Belanda, kehadiran Butimo tak ingin menghilanglan batik tulis original. “Untuk itu kami tidak hilangkan proses manual dan hanya membantu tahap membatik yang paling lama yakni nglowongi atau membuat motif utama,” paparnya.

Ratu Maxima juga kagum saat tahu bahwa Butimo sanggup membuat motif batik Indonesia-Belanda. Ia lantas bertanya, apakah Butimo mampu bekerja lebih cepat seperti printer.

Andi menjelaskan, mesin batik yang mengantongi 12 hak kekayaan intelektual ini mampu membatik lebih cepat dan lebih irit bahan. “Untuk bekerja seperti printer memang belum, tapi kami memperbanyak mesin canting,” katanya.

Menurut Andi, hal paling berkesan saat bertemu dengan Ratu Maxima adalah saat sang ratu bertanya tentang harga Butimo. “Sampai bertanya harga itu kan jarang terjadi,” kata Andi.

Saking groginya, Andi bahkan salah sebut harga mesin batik tulis itu yakni dengan menyebut “199 juta rupiah”, lalu segera meralatnya dengan ‘million’. Para peneliti lain lantas mengingatkan Andi bahwa harga itu mesti dikurs dengan mata uang Euro, bahkan ada yang menyebut harga Butimo 20 ribu Euro.

Sebelumnya Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima diterima oleh Rektor UGM Panut Mulyono di Balai Senat UGM. Hadir pula Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus Abraham Blok.

Di kesempatan ini, sejumlah peneliti UGM memaparkan riset di bidang strategis, seperti kesehatan, biodiversitas, dan hukum. Ratu Maxima turut diundang salah satu peneliti untuk mengawinkan spesies anggrek Indonesia. Spesies ini diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima untuk menandai dukungan Kerajaan Belanda terhadap pelestarian anggrek.

“Kami menunjukkan beberapa inovasi dari mahasiswa dan dosen kami. Kami percaya inovasi ini menjadi titik masuk yang baik bagi kolaborasi kita di masa mendatang,” kata Rektor UGM Panut Mulyono.

Kunjungan ini menandai kerja sama baru antara UGM dan Kerajaan Belanda dalam riset, antara lain hibah penelitian senilai 3 juta Eurountuk peneliti Indonesia dan Belanda dan Program Week for Indonesian-Netherlands Education and Research (Winner) 2020 bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Kerajaan Belanda juga akan menganugerahkan Boscha Medal, penghargaan untuk ilmuwan Indonesia dan Belanda yang berkontribusi untuk ilmu pengetahuan dan relasi kedua negara.

 

 

961