Home Politik PDIP Ada Megawati, PAN 'Melorot' karena Minus Tokoh Kuat

PDIP Ada Megawati, PAN 'Melorot' karena Minus Tokoh Kuat

Jakarta, Gatra.com - Sekjen Pergerakan Indonesia, Abi Rekso, berpendapat bahwa tingginya elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia (PDI)-Perjuangan di survei Center Political Communication Studies (CPCS) karena tokoh adanya sosok pemimpin. Sementara PAN melorot karena sebaliknya.

Dalam survei CPCS, elektabilitas PDI-Perjuangan tertinggi yakni 31,7%. Sedangkan PAN hanya 1,6%. Tingginya elektabilitas partai moncong putih itu menunjukkan menguatnya pemilih nasional.

Menurut Abi, PDI-Perjuangan mempunyai sosok pemimpin yang kuat yakni Megawati Soekarnoputri. "Jika ditinjau dari kenaikan PDIP yang sangat signifikan, juga dipengaruhi oleh faktor kaderisasi partai dan banyaknya tokoh partai yang popular. Sebut saja ada Ganjar, Tri Risma, dan lain lain," katanya.

Adapun PAN, lanjut Abi, partai yang berbasis agama ini mengalami penurunan elektabilitas yang menandakan bahwa partai berlambang matahari terbit ini bangak ditinggalkan oleh kader dan ceruk pemilihnya.

"Sedangkan PAN yang hanya akan memperoleh suara 1,6% ke depan, justru krisis ketokohan. Selama ini Amien Rais selalu ingin menjadi tokoh sentral. Meski gagal, justru Amien Rais malah memperparah dengan berniat membuat PAN Reformasi," katanya.

Menurut Abi, PAN gagal melahirkan ketokohan yang kuat dan visioner. Bisa-bisa masa depan partai ini akan suram. "Di waktu yang sama, PDIP semakin optimistis dalam memenangkan 2024, di bawah kepemimpinan Ibu Mega yang dinilai sukses," ujarnya.

Sebelumnya, PDI-Perjuangan mendapat dukukungan keterpilihan tertinggi sebesar 31,7% versi hasil survei CPCS yang dirilis di Jakarta, Rabu (10/3).

Direktur Eksekutif CPCS, Tri Okta S.K., mengatakan, tingginya elektabilitas PDI-Perjuangan tak dipungkiri merupakan imbas dari kemenangan Joko Widodo (Jokowi) 2 kali berturut-turut.

Adapun untuk posisi papan atas selanjutnya masing-masing Partai Gerindra 14,5% dan Partai Golkar 8,9%. Ketiga partai ini bertengger di papan atas karena mendominasi percaturan politik Tanah Air.

Selain itu, lanjut Okta, ketiga partai tersebut menjadi penentu kebijakan di legislatif maupun eksekutif, dengan PDIP sebagai inti dari segitiga kekuatan dominan tersebut.

Sedangkan untuk papan tengah, kata Okta, masing-masing PKS 6,7%, PKB 5,9%, Demokrat 4,6%, dan PPP 3,1%. "PKS menjadi partai Islam paling unggul, jika dilihat meningkatnya partisipasi dari Pileg 2014 ke 2019 tampaknya PKS berhasil merebut suara golput dari pemilih Islam," ujarnya.

Parpol yang menghuni papan bawah yakni NasDem 2,9%. Angka ini turun drastis dari perolehan suara pada Pileg 2019. Kemudian PSI naik ke angka 2,8%. PAN 1,6%, Hanura 0,9%, Perindo 0,7%, Berkarya 0,6%, Garuda 0,4%, PBB 0,3%, dan PKPI 0,1%.

"Selain PAN, partai-partai tersebut pada Pileg 2019 lalu gagal mengirim wakil ke Senayan, dan diperkirakan akan kembali menjadi partai gurem," kata Okta.

650