Home Kesehatan Kebijakan Lock Down Bisa Ancam Ketahanan Pangan Riau

Kebijakan Lock Down Bisa Ancam Ketahanan Pangan Riau

Pekanbaru, Gatra.com - Desakan untuk mengunci wilayah (lock down) makin menguat di tengah merebaknya virus corona (Covid-19) di Indonesia. Namun, stok bahan pangan menjadi tuntutan serius jika kebijakan lock down diterapkan. Terlebih bagi daerah yang ketahanan pangannya rentan, seperti Riau. 
 
Pengamat sekaligus praktisi pangan di Riau, Darmansyah, menyebut opsi lock down  harus memikirkan suplai pangan. Jika tidak memikirkan suplai pangan merupakan hal yang sangat berbahaya bagi Riau. Menurutnya, meski pun saat ini pasokan pangan (beras) ke Riau berjalan lancar, namun hal tersebut tak menjamin jika kondisi lock down diterapkan. 
 
"Pangan Riau ini masih relatif aman, tapi kita gampang terancam karena kita bukan provinsi produsen pangan. Nah, kalau kita kaitkan pangan dengan virus corona, ya tentu kalau pangan kita kuat maka daya tahan tubuh juga akan kuat," sebutnya kepada Gatra.com Senin (16/3). 
 
Hingga kini 70 persen kebutuhan pangan  Riau berasal dari luar wilayah. Kondisi tersebut dihadapkan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang mendekati angka 7 juta jiwa. Sayangnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, kemampuan produksi beras Riau pada 2019 mengalami penurunan sebanyak 20.270 ton atau 13,33 persen dibandingkan 2018. Pada 2019 produksi beras Riau hanya mencapai 131.820 ton. 
 
Untuk mengurai masalah tersebut, Darmansyah mengusulkan, agar Gubernur Riau mengaktifkan kembali kerjasama antar gubernur dengan daerah pemasok pangan. Cara tersebut dapat mengurangi kegentingan pasokan pangan di Riau. 
 
"Selain itu, Riau ini harus membuka berbagai akses jalan ke daerah sentra pangan. Sekarang kita kan tertumpu ke jalan Bukittinggi (Sumbar) - Pekanbaru (Riau) .Yang rawan longsor, dan amblas. Gubernur terdahulu sudah buka jalan ke Rao-Rao (Sumbar). Nah, dari Ujung Batu (Riau) ke Pasaman (Sumbar) itu sekarang 2 jam. Kalau nanti jalan Bukittinggi - Pekanbaru terganggu, itu bisa jadi jalan alternatif. Kalau pangan langkah itu bisa bahaya," imbuhnya. 
 
Untuk mengantisipasi wabah virus corona atau Covid-19, Pemerintah Provinsi Riau telah mengambil kebijakan meliburkan sekolah.
 
Keputusan tersebut diambil setelah Gubernur Riau Syamsuar melakukan rapat bersama Dinas Pendidikan, Kanwil Kemenag, serta seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, Minggu (15/3) malam.
 
Sementara itu data Dinas Kesehatan Riau menyebutkan, dari hasil uji lab terhadap sembilan pasien suspect virus corona sudah dinyatakan negatif. Kesembilan orang itu merupakan pasien yang menjalani tes laboratorium sejak 3 hingga15 Maret 2020.
 
"Terhitung sejak 3 hingga 15 Maret totalnya ada 11 orang. Dari jumlah tersebut, sembilan orang dinyatakan negatif terinfeksi virus Corona," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Nazir. 
 
 
411