Home Internasional Pejabat, Politisi Libanon Sumbangkan Gaji Lawan Virus Corona

Pejabat, Politisi Libanon Sumbangkan Gaji Lawan Virus Corona

Beirut, Gatra.com – Ditengah tekanan penutupan ( lockdown) sejumlah lokasi di Libanon akibat penyebaran virus corona, kalangan politisi dan pejabat yang terbiasa hidup dari keterbatasan telah berjanji untuk menyumbangkan gaji mereka memerangi penyakit tersebut.

Dilaporkan Al-Arabiya, pada Minggu malam, kabinet Libanon mengumumkan serangkaian langkah-langkah ketat untuk memerangi virus corona, dengan menutup perbatasan, menghentikan kegiatan bisnis publik dan swasta dan menyerukan kepada warga untuk tidak meninggalkan rumah mereka.

Sejak deklarasi "keadaan darurat kesehatan," diberlakukan, lebih dari 20 anggota parlemen dan menteri berjanji akan menyerahkan gaji bulan Maret untuk memerangi virus, membantu penyediaan kelengkapan fasilitas rumah sakit umum, Palang Merah Libanon, atau berupa penggalangan "Dana Pertahanan Korona Nasional" yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan Hamad Hasan.

Selama sekitar seminggu terakhir, ini dilakukan kampanye di media sosial dengan meminta pejabat publik menyumbangkan gaji mereka melalui tagar #YouWontGetPaid .

Rola Tabsh, seorang anggota parlemen melalui ‘Gerakan Masa Depan’ mantan Perdana Menteri Saad al-Hariri, mengumumkan di Twitter bahwa ia menyumbangkan gajinya bulan Maret ke Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri, rumah sakit pemerintah yang dipilih sebagai pusat pengujian dan perawatan pasien virus corona.

Berbicara kepada Al Arabiya English Monday, Tabsh menyebut sumbangan tersebut sebagai bentuk "inisiatif untuk mendorong semua orang membantu dengan waktu yang luar biasa ini."

"Meskipun ini bukan peran kita - ini adalah kewajiban pemerintah - semua harus bersatu untuk bertahan hidup."

Pada hari Senin, Kementerian Kesehatan mengumumkan jumlah kasus positif corona di Libanon telah mencapai 109. Tiga orang diantaranya dinyatakan meninggal, sementara satu pasien mulai menjalani pemulihan penuh.

Yassine Jaber, seorang anggota parlemen veteran ‘Gerakan Amal’ yang menyumbangkan gajinya ke Rumah Sakit Pemerintah Nabatieh, mengakui bahwa sumbangan mereka sebenarnya tidak akan memiliki dampak yang signifikan terhadap perang melawan virus corona.

"Gaji kami sendiri tidak akan menyelamatkan negara," katanya.

Diketahui, anggaran negara tahun di 2020 telah memangkas pengeluaran perawatan kesehatan sebesar 7 persen dibandingkan tahun 2019. Rumah sakit di Libanon berhutang sekitar $1,3 miliar oleh negara.

Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri tetap menjadi satu-satunya rumah sakit umum yang dilengkapi fasilitas untuk menguji dan merawat pasien virus corona. Saat ini hanya memiliki sekitar 140 tempat tidur yang tersedia. Namun, ketika jumlah kasus terus meningkat.

Untuk mengatasi meningkatnya permintaan, menteri kesehatan mengumumkan minggu lalu bahwa delapan rumah sakit tambahan sedang dipersiapkan untuk menerima pasien virus corona, dengan bantuan pinjaman Bank Dunia sebesar $ 39 juta.

Ketua komite kesehatan Parlemen, Assem Araji mengatakan, rumah sakit-rumah sakit itu hanya akan menyediakan total sekitar 300 tempat tidur tambahan.

Minggu lalu, staf di rumah sakit umum terbesar Libanon melakukan aksi mogok kerja akibat keterlambatan gaji dan kondisi kerja yang buruk selama berbulan-bulan.

222