Home Milenial Inspiratif! Kisah Mantan Kuli Bangunan Rintis JELAZADA

Inspiratif! Kisah Mantan Kuli Bangunan Rintis JELAZADA

Jakarta, Gatra.com - Segala sesuatu tidak ada yang instan, semua butuh proses pembelajaran dan strategi yang matang. Prinsip itu yang dipegang teguh Imam Asyari, yang sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan di Sidoarjo. Ali, sapaan karib Iman, kini telah mengubah nasib dengan sukses berjualan lapak online dan mempekerjakan banyak karyawan.

Pria berusia 30 tahun itu memulai kerja kerasnya dengan belajar internet ketika pindah ke Surabaya. Dari sini, ia mengawali kiprahnya di ranah online dengan menjual alat-alat rumah tangga. Perkenalannya dengan Lazada dijalin pada 2016.

Semua usaha ia lakukan sendiri, mulai dari menemukan ide produk yang ingin dijual, mencari vendor untuk stok barang, mendirikan dan mendesain toko, hingga memenuhi pesanan pelanggan. “Awal bergabung di Lazada tahun 2016, setelah saya berjualan di media sosial. Awalnya memang belum banyak yang tahu toko saya dan beli produk, tapi untungnya banyak layanan serta fitur dari Lazada yang memudahkan kita jualan,” kenang Ali yang juga sempat jadi cleaning service di salah satu universitas di Surabaya.

Layaknya perjalanan wirausaha lainnnya, ia sempat putus asa melakoni aktivitas barunya itu. Mulai rasa kurang “pede” dengan pilihan produk yang dijual, serta omset yang kian menurun dari hari ke hari lantaran sulit memeroleh pesanan. Namun berkat niatnya yang kuat usahanya berbuah hasil.

Ali beralih menjual aksesoris motor yang mengantarkannya kepada karier yang bagus dengan toko online yang ia beri nama JELAZADA. “Inspirasi nama toko diambil dari obsesi saya terhadap Lazada. Dulu, setiap ada customer yang nanya ketersediaan produk saya waktu masih di toko offline, saya suka berkata ‘jelas ada’. Dari situ tercetus ide untuk menamakan toko saya JELAZADA,” ujar Ali dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Rabu (25/3).

Produk-produk yang dijual beragam mulai dari helm, jok sepeda motor khusus anak, dan sarung tangan. Sementara produk yang paling khas dari JELAZADA, yakni helm motor yang dilapisi kulit sintetis.

Menurutnya, Lazada berkontribusi sangat besar atas perkembangan bisnisnya. Pria lulusan STM itu kini menjalankan usaha dengan dibantu 20 karyawan. Seiring meningkatnya penjualan, ia juga memiliki gudang khusus untuk menyimpan dan mengemas produk yang dipesan konsumen dari Lazada yang sebagian besar berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang.

Kendati sudah sukses, Ali mengaku ia masih terus belajar dan meningkatkan pengetahuan mengenai usaha online, strategi bisnis dan penggunaan fitur-fitur canggih yang tersedia di platform Lazada. “Saya coba terus untuk pelajari semua fitur yang disediakan dan bagaimana sistem di Lazada bekerja. Ada komunitas seller juga di daerah saya, jadi saya sesekali bisa belajar di sana,” ucapnya.

Ia menambahkan training dari LazStar Academy bersama para seller lain yang bersertifikat adalah momen paling berharga karena bisa saling berbagi tips dan kiat kesuksesan. Ali juga aktif mengikuti pelatihan, serta memanfaatkan beragam kegiatan edukasi dari Lazada University. Materi pelatihan yang diberikan tidak hanya soal fitur dan sistem Lazada, tetapi juga membantunya untuk menerapkan strategi jitu dan melakukan riset produk.

Ali menuturkan materi yang ia pelajari selama kelas yakni pembelajaran untuk memaksimalkan kampanye promo dari history traffic toko serta menganalisa tren penjualan toko melalui Bisnis Analisa. Hal tersebut sesuai dengan visi Lazada yang ke depannya yang ingin memiliki brand sendiri, tidak hanya sekadar menjadi trader.

Tren ke Depan Senior Vice President Traffic Operations, Lazada Indonesia, Haikal Bekti Anggoro mengungkapkan bahwa tren seller ke depan adalah keinginan Lazada untuk memiliki brand sendiri, tidak hanya sekadar menjadi trader.

“Lazada akan selalu berupaya untuk memfasilitasi beragam edukasi dan fitur-fitur yang dibutuhkan para seller agar bisa menjadi brand owner yang strategis, efisien, dan efektif seperti brand-brand ternama lainnya,” ujar Senior Vice President Traffic Operations, Lazada Indonesia, Haikal Bekti Anggoro.

439