Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, setelah mengalami keterpurukan selama beberapa waktu terakhir, karena dampak wabah virus Corona, hari ini pasar keuangan Indonesia kembali bangkit. Hal itu disampaikannya dalam video conference, di Kantornya, Kamis (25/3).
Kebangkitan pasar keuangan dalam negeri dapat dilihat dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang mana pada hari ini diperjualkan di sekitar Rp16.250 terhadap dolar AS.
"Menguat dari posisi baik hari Senin (23/3) maupun hari Selasa (24/3)," kata dia.
Di mana pada Senin, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada pada level Rp16.608 per dolar AS dan di level Rp16.505 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa. Melihat penguatan ini, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan cenderung bergerak stabil selama beberapa hari ini.
Selain di pasar uang, penguatan juga terjadi di pasar saham. Bank Sentral mencatat indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 380 poin pada pembukaan perdagangan Kamis (25/3) pagi. Menjadi berada pada posisi sekitar 4.316.
"Hari ini menguat 380 poin, yang itu merupakan suatu penguatan yang cukup signifikan. Setelah satu minggu yang lalu, dan bahkan dua minggu terakhir mengalami tekanan-tekanan karena kepanikan pasar keuangan global," lanjut Perry.
Sementara di pasar obligasi pemerintah, BI mencatat adanya penguatan, lantaran investor asing yang sudah mulai kembali melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN), khususnya di pasar sekunder. Selain itu, aliran dana asing yang keluar atau outflow juga telah mengalami penurunan, meski Perry tidak menyebutkan seberapa besar penurunannya.
"Dan ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan baik pasar valas, pasar saham, atau pasar obligasi semakin membaik," kata dia.
Karenanya, untuk memastikan pasar keuangan Indonesia semakin membaik, BI berjanji akan terus berada di pasar. Sehingga, jika sewaktu-waktu diperlukan, Bank Sentral akan siap untuk melakukan intervensi stabilisasi nilai tukar rupiah.
"Dan kami dari BI melakukan pembelian dalam rangka menstabilkan nilai tukar rupiah tidak hanya memasok valasnya, tapi kami juga membeli SBN dari pasar sekunder," lanjutnya.