Home Ekonomi Hand Sanitizer Ciu Lindungi Ojek, Perajin Butuh Legalitas

Hand Sanitizer Ciu Lindungi Ojek, Perajin Butuh Legalitas

Banyumas, Gatra.com – Perajin alkohol khas Banyumas, ciu di Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berharap pemerintah melindungi usaha mereka. Terlebih, kini ciu banyak dimanfaatkan sebagai handsanitizer di masa wabah Corona alias Covid-19.

Kepala Desa Wlahar, Narsim mengatakan perlindungan yang dimaksud adalah legalitas usaha. Pasalnya, kini warga memproduksi ciu tanpa perlindungan layaknya industri rumah tangga lainnya. “Sebagian warga di sini memproduksi ciu, sudah turun temurun dan menjadi mata pencaharian warga,” kata Narsim.

Dia mengungkapkan, pada tahun 2007 dia pernah berusaha mengurus legalitas usaha Ciu. Akan tetapi, hingga kini selembar legalitas itu tak juga diperoleh. Padahal, menurut dia, ciu adalah salah satu sumber pendapatan utama warga di Desa Wlahar. Karenanya, dukungan pemerintah sangat diperlukan. Para perajin perlu dilindungi dengan legalitas. “Tahun 2007 didampingi Pak Edy dan Pak Jatmiko, berusaha mencari legalitas usaha. Tapi, sampai sekarang belum,” ucapnya.

Narsim mengungkapkan, wabah virus corona meyebar di berbagai negara, bahkan sudah masuk ke Banyumas. Kini masyarakat membutuhkan hand sanitizer, akibatnya alkohol pun sulit dicari. Atas kelangkaan tersebut, kini produsen ciu Desa Wlahar mulai memproduksi ciu dengan kadar alkohol 80 persen.

Ciu sendiri terbuat dari campuran bahan gula merah, tape, singkong serta bahan bahan lain. Bahan-bahan tersebut lalu dimasukkan dalam tong plastik dan difermentasi selama 15 hari.

Setelah mencapai 15 hari, lalu bahan tersebut disuling denga cara dimasak hingga 12 jam. Untuk membuat ciu dengan kadar alkohol 80 persen, maka hasil ciu harus disuling dua kali. sehingga hasilnya bisa maksimal.

Sementara, tokoh masyarakat, Edy Wahono mengatakan, saat ini pihaknya membuat hand sanitizer berbahan ciu. Bahkan saat ini pihaknya sudah membeli untuk diproses. “Ciu dengan kadar alkohol 80 persen itu biaya produksi mahal, selain itu proses penyulingan juga butuh waktu lebih lama, setiap 35 liter biasa bisa menghasilkan 5,5 liter ciu dengan kadar 80 persen,” ucap Edy.

Edy menambahkan, pihaknya membagikan hand sanitizer gratis bagi warga dengan cara bekerjasama dengan komunitas ojek. Pasalnya di Kecamatan Rawalo saat ini banyak pemudik dari Jakarta.

Menurut Edy Wahono segala bahan untuk medis itu harus legal dan sumbernya jelas. Karenanya, saat ini adalah waktu yang tepat agar bupati juga melindungi produsen ciu, khususnya untuk hand sanitizer.

236