Palembang, Gatra.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel menyiapkan wisma atlet Jakabaring menjadikan pusat pemeriksaan awal pasien dugaan Covid 19. Wisma atlet dengan kapasitas hingga 1000 kamar kini bernama rumah sehat covid 19.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan wisma atlet telah siap beroperasi, mulai dari kapasitas (daya tampung), tenaga medis hingga fasilitas yang dibutuhkan. “Berdasarkan datanya, jumlah pasien ODP sebanyak 848 orang, 168 pasien sudah menjalani karantina dan dinyatakan sehat, sementara 680 masih mengalami karantina,” terang Herman Deru, Senin (30/3)
Keberadaan rumah sehat dapat digunakan sebagai upaya pencegahan guna memutus mata rantai penyebaran wabah virus Covid 19 di Sumsel. Karena itu, kata Herman Deru, masyarakat yang merasa melakukan perjalanan ke luar provinsi sekaligus daerah yang terpapar Covid 19 dapat memeriksakan diri ke rumah sehat oleh tim medis. “Pasien yang datang, akan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan screening di poliklinik kesehatan Covid 19, yang tidak jauh berada di kawasan karantina wisma atlet,” terangnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya yang ditunjuk sebagai Ketua OPD Center mengatakan wisma atlet dipersiapkan menjadi pusat awal pemeriksanaan pasien dengan dugaan virus corona. Kelima rumah sakit rujukan yang menyediakan ruang isolasi bagi pasien diantaranya, RSMH sebayak 32 ruang isolasi, dan selebihnya di RS Siti Fatimah, RS Ernaldi Bahar, RS Paru, RS Gigi dan Mulut, dan RS Mata. “Tidak hanya itu, rumah sakit milik Pemkot, Kabupaten, TNI, Polri hingga swasta juga akan dipersiapkan. Saya lagi mengecek bagaimana jalur evakuasi pasien di depan pintu masuk Poliklinik di Jabarang dan sekitarnya,” ujar Mawardi dalam rilisnya kepada Gatra.com.
Juru Bicara Penanganan dan Pencegahan Covid 19 di Sumsel, Zen Ahmad menambahkan rumah sehat di Jakabaring memiliki tiga fungsi diantaranya, sebagai pusat kendali rujukan, pusat pemeriksaan awal semua pasien dengan gejala Covid 19 sekaligus pusat karantina dengan status ODP. “Rumah sehat wisma atlet nantinya akan menjadi pusat kelola rujukan, sekaligus karantina. Pasien akan dikarantina sesuai dengan status ODP, sementra jika sudah membutuhkan perawatan medis lainnya, akan dirujuk ke rumah sakit second line atau RSMH Palembang,” pungkasnya.
