Home Kesehatan IDI: RS Butuh Alat Bantu Napas dan Tambahan Tenaga Medis

IDI: RS Butuh Alat Bantu Napas dan Tambahan Tenaga Medis

Jakarta, Gatra.com- Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih melaporkan, masih ada beberapa rumah sakit minim alat bantu pernapasan seperti ventilator dan oksigen pada ruang isolasi. Padahal, alat ini menjadi krusial di tengah mewabahnya Covid-19.

“Kami membutuhkan dorongan seluruh pihak. Petugas kesehatan, kami khawatir ini menjadi benteng terakhir,” katanya dalam konferensi pers online dengan Kementerian BUMN, Rabu (1/4).

Selain alat bantu pernapasan, Daeng juga mengurai kondisi petugas medis saat ini. Berdasarkan data IDI, jumlah pasien Covid-19 sudah melebihi angka 700 orang, sedangkan dokter spesialis paru yang khusus menangani ini hanya sebesar 700 orang.

“Ini [jumlah pasien] sudah melampaui. [Solusinya], kita mengadakan pelatihan secara virtual kepada seluruh dokter dan perawat. Mudah-mudahan seluruhnya siap, apabila angkanya melonjak lagi,” tuturnya.

Menurutnya, ini sudah saatnya seluruh dokter di Indonesia turun tangan, tidak hanya dikhususkan kepada dokter spesialis paru. Menteri BUMN, Erick Thohir pun menganjurkan adanya pemerataan tenaga medis. Hal ini agar tenaga medis tidak hanya terpusat di daerah Jawa.

Sebelumnya, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam mengatakan, minimnya tenaga medis menyebabkan proses penanganan pasien Covid-19 menjadi terlambat. Bahkan, ada beberapa kasus yang berujung pada kematian.

“ Apabila ada kelainan paru, memang berisiko terjadinya kematian. Terlebih [ditambah faktor] keterlambatan pasien ke rumah sakit rujukan dan keterbatasan ventilator. Pasien Covid 19 semakin meningkat, beban kerja dokter semakin berat. Oleh karena itu, perlu penanganan khusus,” katanya.

Sebagai informasi, data dari https://corona.jakarta.go.id/id, kasus terkonfirmasi Covid-19 secara nasional sudah mencapai 1.528 kasus, sedangkan di tingkat Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 794 kasus.

267