Home Ekonomi Terkait Bisnis CPO Dunia Pasca Covid-19, Ini Saran Apkasindo

Terkait Bisnis CPO Dunia Pasca Covid-19, Ini Saran Apkasindo

Pekanbaru, Gatra.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP Apkasindo) Gulat ME Manurung memprediksi bahwa ke depan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia masih akan terus menunjukkan trend positif. Ini terjadi lantaran kompetitor utama Indonesia, Malaysia, memberlakukan lockdown.

Hanya saja Indonesia tetap tidak bisa berbuat banyak lantaran importir CPO terbesar dunia; China dan India memberlakukan lockdown pula. Itulah makanya sebulan terakhir terjadi penurunan volume ekspor CPO Indonesia.

"Harga CPO sempat melantai. Ini merupakan efek kejut yang sudah diperkirakan oleh para pelaku ekspor lantaran China dan India tadi memberlakukan Lockdown. Turunnya harga CPO itu tentu sangat berpengaruh terhadap harga Tandan Buah Segar (TBS) petani yang mengelolah 41 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Namun setelah Malaysia melakukan Lockdown, harga CPO kembali naik lantaran negara penghasil CPO terbesar kedua di dunia setelah Indonesia itu, tidak mengekspor CPO nya," ujar Gulat kepada Gatra.com, Rabu (1/4).

Artinya kata Auditor Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) ini, dunia kemudian hanya bergantung pada CPO Indonesia dan sedikit dari Thailand. "Harga TBS saat ini naik dengan rerata Rp150-250/Kg dan trend ini akan terus terkatrol," kata optimis.

Meski begitu kata Gulat, ada baiknya Negara dan khususnya eksportir CPO semakin jeli memanfaatkan kondisi saat ini. "Lockdownnya beberapa Negara tadi menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita negara penghasil CPO. Ini menjadi pelajaran sangat penting bagi kita supaya tidak melulu bergantung kepada Negara importir. Kita perlu membikin strategi gimana caranya supaya serapan CPO dalam negeri meningkat. Mungkin bisa dengan mengolah CPO menjadi bahan baku biodiesel. Memperbanyak produk turunan CPO menjadi cadangan material juga menjadi sesuatu yang sangat penting mensiasati lockdown nya negara importir CPO tadi," Gulat bersaran.

Produksi CPO Indonesia pada tahun lalu kata Gulat mencapai 51,828 juta ton. Dari jumlah itu, yang kita eksport sebesar 37,390 juta ton (70%) dan dikonsumsi dalam negeri di kisaran 16,730 juta ton atau setara 30 persen.

Dengan telah dimulainya B30 di awal 2020, "Saya memperkirakan serapan dalam negeri bisa mencapai 40 persen hingga 45 persen. Serapan dalam negeri memang naik, namun menurut saya yang aman itu jika serapan dalam negeri di atas 60 persen," katanya.

Terkait fluktuasi harga CPO ulah sejumlah Negara melakukan lockdown tadi, sebagai organisasi besar yang membawahi 22 DPW Provinsi dan 117 DPD Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, Apkasindo meminta para petani sawit untuk sementara waktu menekan biaya produksi --- mengurangi biaya rotasi pengendalian gulma dan mengurangi dosis pupuk --- dan biaya-biaya yang tidak perlu.

"Dari sisi non agronomis, saya berharap petani sawit bisa lebih meningkatkan kepedulian sosial dan mematuhi himbauan pemerintah terkait Covid-19. Kalau petani 'membandel', yang rugi bukan hanya diri sendiri, tapi akan berdampak global. Kita masih bersyukur bahwa sampai saat ini Negara masih berupaya sekuat tenaga untuk tidak melakukan lockdown. Sebagai warga Negara yang baik, petani sawit wajib mendukung dan membantu negara untuk bisa bertahan dalam situasi saat ini. Jangan sampai Negara mengambil kebijakan lockdown hanya gara-gara masyarakat tidak displin yang kemudian berdampak pada meningkatkan penyebaran Covid-19 itu. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ngerinya jika Indonesia sampai lockdown. Khusus kepada petani sawit, ini saatnya kita melakukan aksi bela Negara dengan cara disiplin terhadap himbauan pemerintah tadi,” ujar Gulat panjang lebar.

Kepada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Gulat juga berharap menunjukkan Nasionalisme dan kepahlawanannya dengan tetap melayani pembelian TBS petani. Sawit ini telah menghidupi 18 juta petani sawit Indonesia, belum lagi pekerja dan buruh terkait sawit ini. Sangat banyak, lho. Sepanjang Indonesia tidak mengambil kebijakan lockdown, maka tidak ada alasan PKS tutup. Mari tunjukkan bahwa PKS adalah Pahlawan Indonesia,” pinta Gulat.

“Biarlah negara melakukan tugasnya dengan bertahan tanpa lockdown dan kita masyarakat serta pengusaha mari bergandeng tangan melakukan Bela Negara melalui peran kita masing-masing. Bangga menjadi bangsa Indonesia adalah ketika kita ikut membela kepentingan Nasional tanpa lockdown. Biarlah sejarah dunia mencatat bahwa warga negara Indonesia adalah bangsa petarung yang terkenal dengan semangat gotong royongnya. Jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia kita heroikkan kembali melalui Indonesia tanpa lockdown. Sekali lagi saya sampaikan, kita bangsa petarung, saya yakin kita bisa,” ujar Gulat sambil mengepal tinjunya. Wajahnya nampak bersemangat.


Abdul Aziz

2881