Home Ekonomi Stok Gula Diprediksi Menipis, Bulog Terhambat untuk Impor

Stok Gula Diprediksi Menipis, Bulog Terhambat untuk Impor

Jakarta, Gatra.com- Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengkhawatirkan persediaan bahan pokok seperti gula pasir akan minim selama lebaran 2020. Hal ini selaras dengan pendapat Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Guntur Saragih yang menyebutkan, pemerintah menggunakan estimasi stok tahun 2019 untuk memenuhi kuota periode Januari-Februari 2020.

“ Kami sudah memprediksi, kami akan kekurangan bahan pokok, salah satunya gula. Ini harus di-supply oleh row sugar, sehingga bisa menyetok gula yang dibutuhkan untuk operasi pasar. Realisasi di akhir Maret, tetapi begitu sulit birokrasi yang kami tempuh,” tutur Budi Waseso dalam rapat virtual dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (9/4).

Ia memaparkan, telah mengajukan permohonan impor row sugar pada November 2019. Namun, hal tersebut melalui proses panjang. Pada Februari 2020, harga gula melonjak. Harga Eceran Tertinggi (HET) mencapai Rp12.500. Bahkan di pasar modern, harga gula pasir menyentuh angka Rp14.000, sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp18.000.

Pada akhir Maret 2020, Bulog kembali meminta impor Gula Kristal Putih (GKP) minimal 2.000 ton. Namun, upaya itu masih terkendala oleh beberapa faktor. Untuk mengatasinya, Buwas pun meminta bantuan kepada Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia terkait data guna menyamakan perkiraan kelangkaan persediaan gula pasir.

“Pada akhirnya ada keterlambatan. Cara kami mempercepat prosedur melalui Rakortas. Meski mengakibatkan kami mengalami kesulitan,” katanya.

Bulog pun mencari solusi lain agar kebutuhan gula terpenuhi. Salah satu langkahnya, memasok 5.000 ton gula putih yang berasal dari pabrik gula di Lampung.

“ Di Aceh, kami kirim 400 ton. Ini akan terus kami diskusikan. Bulog menjual dengan harga Rp10.500/kg sampai di konsumen, bukan distributor. Paling mahal [harganya] Rp12.000/kg. Kami berupaya meningkatkan kebutuhan masyarakat supaya harga stabil,” ucap Dirut Perum Bulog.

Selain itu, masih terdapat edaran kewajiban impor 250 ribu ton gula rafinasi yang akan disalurkan kepada masyarakat. Ia meyakini, harga gula akan kembali normal di angka Rp12.000.

“Di Jakarta, masih ada yang harganya Rp15.000. Kami terus lakukan operasi untuk harga gula,” tuturnya.

184