Home Hukum Selain Ditampar, Perawat ini Juga Diancam akan Dibunuh

Selain Ditampar, Perawat ini Juga Diancam akan Dibunuh

Semarang,Gatra.com - Hidayatul Munawaroh (30) perawat yang menjadi korban penganiayaan mengaku sempat diancam akan dibunuh oleh Budi Cahyono. 
 
Diketahui, Budi Cahyono (43), warga, Keminjem Semarang Timur. Laki-laki yang diketahui bekerja sebagai satpam ini menolak memakai masker saat mengantarkan anaknya periksa di Klinik Pratama Dwi Puspita yang terletak di Jl. Mr. Sultan Syahrir, Semarang Timur, Kota Semarang, pada Kamis (9/4). 

Tak hanya menolak, Budi bahkan menampar perawat di klinik tersebut karena tak terima diminta untuk menggunakan masker, ketika berada di fasilitas kesehatan.

"Setelah saya ditampar oleh tersangka saya juga diancam akan dibunuh. Pelaku bilang "Awas kalau ketemu di jalan, tak bunuh tak gorok lehermu", ujarnya menirukan ucapan pelaku saat itu, Minggu (12/4). 
 
Warga Kilpang, Sendangguwo Kota Semarang ini menjelaskan, kronologi penganiayaan tersebut bermula saat dirinya meminta tersangka untuk mengenakan masker saat berobat di Klinik Pratama Dwi Puspita Kota Semarang
 
"Waktu saya nyuruh tersangka untuk menggunakan makser karena memang diwajibkan disini. Tapi pelaku malah marah marah, menantang saya karena tidak terima saya ingatkan," sebutnya.
 
 
Saat itu, lanjutnya, pelaku beralasan tidak mau mengenakan masker karena tidak percaya dengan penyebaran Virus Corona.
 
"Pelaku saat itu berkata "Tidak usah percaya sama Virus Corona kan Indonesia punya senjata masak lawan virus aja tidak bisa". Lalu, saya jawab tidak usah bahas Virus Corona pak, tapi memang kami mewajibkan semua orang yang datang ke klinik ini menggunakan masker," sebutnya.
 
Ia mengaku, untuk menenangkan pelaku, seorang dokter juga ikut turun tangan dan menjelaskan peraturan kewajiban menggunakan masker.
 
"Ada seorang dokter yang akhirnya juga ikut menenangkan pelaku dan menjelaskan kewajiban menggunakan masker. Kami juga bilang kewajiban ini karena kita sayang sama pasien. Setelah diomongi seperti itu pelaku langsung pergi dan tidak jadi berobat," ceritanya.
 
Menurutnya, kejadian ini penting dibawa ke ranah hukum untuk memberikan efek jera kepada pelaku, dan untuk menegakan keadilan atas dirinya sendiri dari kejadian ini.
 
"Habis ditampar pikiran saya langsung ngeblank, pusing dan perut saya langsung mual. Karena kejadiannya seperti ini maka saya bawa kasus ini ke ranah hukum supaya di proses oleh pihak kepolisian," tandasnya.
12417