Home Ekonomi UKM Lesu, Konsumsi Gas Melon Karanganyar Menurun

UKM Lesu, Konsumsi Gas Melon Karanganyar Menurun

Karanganyar, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar optimistis alokasi reguler elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram atau gas melon mencukupi kebutuhan masyarakat jelang Ramadan sampai lebaran mendatang. Bahkan, konsumsinya cenderung menurun dibanding tahun lalu.

Kasubbag Sumber Daya Alam (SDA) Bagian Perekonomian Setda Pemkab Karanganyar, Daryoko mengatakan penggunaan jatah reguler sampai Juni 2020 didasari alokasi tabung melon bulan Maret dan April 2020 yang justru bersisa. Sebagai pembanding, pada tahun 2019, jatah fakultatif jelang Ramadan setara sekali alokasi bulanan.

"Alokasi pada Maret 964.520 tabung, sedangkan April 967.320 tabung. Realisasi penyerapannya di bawah angka itu. Kondisi seperti ini baru ditemui sekarang. Biasanya, terserap sempurna bahkan mendasari kami untuk meminta jatah fakultatif ke Pertamina. Tahun lalu saja jatah reguler ditambah jatah tambahan mencukupi kebutuhan yang meningkat," katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (13/4).

Separuh pengguna barang bersubsidi itu merupakan pengusaha kuliner rumah tangga. Pandemi virus corona yang menghantam pelaku usaha tersebut mempengaruhi produksinya yang mengandalkan bahan bakar bersubsidi. Secara otomatis, elpiji subsidi kini hanya dipakai rumah tangga dan sebagian UKM yang masih bertahan.

Sementara itu serapan kurang bagus gas melon membuat agen dan pangkalan resah. Dalam kontrak kerjanya dengan Hiswana Migas, barang harus habis dalam kurun waktu tertentu.  Daryoko mendapat informasi pangkalan di luar kota menyiasati stok bersisa elpiji melon dengan menjualnya langsung ke konsumen. Di Karanganyar terdapat 14 agen dan 1.700-an pangkalan.

"Informasinya, pangkalan di luar Karanganyar sampai bingung mau jual kemana sedangkan gas 3 kilo-nya terus dipasok agen. Akhirnya sampai menjual eceran ke konsumen di jalan-jalan dengan HET Rp 15.500 per tabung. Ini juga mungkin dampak lockdown kampung sehingga suplainya tersendat. Di Karanganyar, kami belum menemukan sampai demikian," katanya.

Selain dampak Covid-19 bagi UKM, serapan kurang bagus gas melon juga ditengarai migrasi penggunanya ke Bright Gas ukuran 5,5 kilogram alias non subsidi.

Lebih lanjut dikatakannya, jika Kabupaten Karanganyar mengalami kelangkaan barang di pertengahan Ramadan, ia akan mengajukan tambahan fakultatif.

"Minta tambahan sewaktu-waktu bisa. Kita pantau terus serapannya," pungkasnya.

128