Home Gaya Hidup Covid-19 Jadi Celah untuk Menutup Lokalisasi Gang Sadar

Covid-19 Jadi Celah untuk Menutup Lokalisasi Gang Sadar

Banyumas, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Banyumas berencana menutup lokalisasi yang dikenal dengan nama Gang Sadar, Banyumas, Jawa Tengah. Keputusan itu diambil usai pemulangan lebih dari 120 pekerja seks komersial (PSK) penghuni komplek indekos di RT 7 RW 2, Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Minggu (12/4).

Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, pihaknya memutuskan untuk menutup secara permanen komplek Gang Sadar tersebut. PSK yang telah dipulangkan mencegah adanya penyebaran Covid-19 juga dilarang kembali lagi.

"Ditutup seterusnya. Tidak boleh ada kegiatan anu-anu (praktik prostitusi)," kata Husein singkat melalui aplikasi WhatsApp, Senin (13/4).

Dia menyebutkan, Pemkab Banyumas telah memiliki rencana untuk mengubah kawasan prostitusi menjadi perluasan lahan parkir kawasan wisata Baturraden. Dengan demikian, warga kos yang selama ini bekerja dan menggantungkan hidup dari kawasan prostitusi tersebut diminta untuk mencari alternatif mata pencarian yang lain.

Dijelaskan, status tanah di komplek Gang Sadar merupakan milik warga pribadi. Bila diperlukan, Pemkab bisa membeli atau menyewa kepada pemilik tanah.

"Untuk revitalisasi, utamanya akan kita buat jadi tempat parkir. Yah, yang menggantungkan hidup dari situ harus cari alternatif lain yang tidak ada hubungannya dengan anu-anu," ujarnya.

Ketua Paguyuban Warga Kos RT 7 RW 2, Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Amir mengaku belum mendengar terkait penutupan secara permanen oleh Pemkab Banyumas. Dia menuntut Pemkab untuk melakukan sosialisasi terhadap warga sekitar yang akan terdampak bila rencana tersebut direalisasikan.

"Jika terkait dengan pandemi Covid-19 saya mendukung. Kalau untuk penutupan secara permanen, selama itu menjadi kebaikan bersama dan bisa memikirkan langkah ke depannya untuk masyarakat yang di sana ya tidak apa-apa," kata Amir.

Menurut dia, pasca penutupan secara permanen, pemerintah daerah perlu memberikan solusi. Sebab, banyak lapisan masyarakat yang menggantungkan hidup di kawasan lokalisasi tersebut.

"Nasibnya mau bagaimana? Karena ada ratusan warga sekitar yang akan terdampak. Ada hotel-hotel, anjelo (sebutan untuk tukang ojek yang mengantarkan PSK), tukang cuci, pembantu, pedagang sekitar yang sebagian besar warga setempat," jelas Amir.

230