Semarang, Gatra.com - Universitas Sahid (Usahid) Surakarta akan memberikan potongan uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) kepada seluruh mahasiswa.

Menurut Rektor Usahid Surakarta, Dr. Ir. Mohamad Harisudin M.Si, pemberian potongan SPP ini sebagai bentuk kepedulian terhadap mahasiswa yang terkena dampak pandemi Virus Corona atau Covid-19.

“Potongan SPP bagi seluruh mahasiswa ini berlaku pada awal semester genap 2020 nanti seluruh mahasiswa,” katanya dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Senin (13/4).

Mengenai besarnya potongan uang SPP, Harisudin, menyatakan pihaknya telah menyampaikan usulan kepada pihak Yayasan Sahid Jaya yang membawahi Usahid senilai Rp100 ribu per mahasiswa.

Alasan memilih memberikan potongan uang SPP, tidak bantuan kuota internet, menurutnya, dinilai tidak efektif karena karena tidak semua rumah mahasiswa terjangkau fasilitas internet yang baik.

Di samping itu, mahasiswa juga harus membeli simcard sehingga malah menambah pengeluaran, serta kontra produktif dengan kebijakan pemerintah social distancing guna memutus penyebaran Virus Corona.

“Bantun potongan biaya SPP lebih bermanfaat bagi para mahasiswa,” ujarnya.

Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Usahid Surakarta, Fitri Nur’aini menyambut baik adanya bantuan pemotongan uang SPP.

“Lebih resional dibandingkan bantuan kuota internet karena mahasiswa sudah banyak yang kembali daerah asalnya yang belum tentu ada sinyal internet,” kata dia.

Lebih lanjut, Harisudin, menyatakan terkait wabah pandemi Covid-19 telah menerapkan work from home (WFH) bagi seluruh tenaga pendidikan (dosen) dan tenaga kependidikan.

Demikian pula kepada seluruh mahasiswa menjalani proses pembelajaran study from home (SFH) atau belajar dari rumah.

Untuk melindungi dari menyebarnya Covid-19, setiap orang yang masuk kampus dipantau suhu tubuhnya serta disediakan hand sanitizer dipintu masuk dan beberapa tempat strategis di wilayah kampus.

“Kami juga memfasilitasi sivitas akademikanya dengan bantuan satu botol mini hand sanitizer serta pembuatan banyak pamflet dan video melawan Covid-19 yang disebarkan di media sosial elektronik,” kata Harisudin.