Home Hukum Ruangguru Milik Stafsus, Penunjukan Vendor Rawan Nepotisme

Ruangguru Milik Stafsus, Penunjukan Vendor Rawan Nepotisme

Jakarta, Gatra.com – Selain menilai stimulus yang diberikan melalui Kartu Prakerja dalam bentuk pelatihan online tidak tepat. Ketua Umum Pimpinan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) juga menyebut rawan kental dugaan nepotime.

Gus Yaqut menilai keterlibatan platform digital Skill Academy yang ditunjuk sebagai vendor pelatihan online Prakerja ada dibawah bendera aplikasi Ruangguru. Diketahui Ruangguru dimiliki oleh Belva Devara, merupakan staf khusus (Stafsus) Presiden Jokowi.

“Memicu konflik kepentingan. Di tengah semangat akuntabilitas tinggi yang digelorakan Presiden Jokowi, keterlibatan platform digital Skill Academy milik Ruangguru tidak tepat,” kata Gus Yaqut, melalui siaran pers yang diterima Gatra.com, Rabu (15/4).

Baca juga: Kritik Jokowi Ansor Pelatihan Online Prakerja Tidak Tepat

Dia menyebut, jika posisi Belva Devara sebagai pendiri Ruangguru sekaligus pembantu Presiden Jokowi saat ini rawan memicu tumpang tindih kepentingan.

“Jika pelatihan online tetap dipaksakan, justru makin membenarkan dugaan publik tentang adanya konflik kepentingan,” ujar Gus Yaqut.

Untuk itu, dia meminta vendor-vendor pelatihan online dihapus saja segera daripada duitnya cuma berputar di perusahaan aplikasi saja.

“Batalkan saja vendor-vendor aplikasi online itu. Lebih bermanfaat uangnya untuk rakyat langsung. Tolong diformulasikan ulang supaya lebih bisa efektif. Sekali lagi, yang mendesak dibutuhkan rakyat saat ini bukan pelatihan online, tapi bantuan yang langsung bisa dirasakan langsung rakyat,” katanya.

Solusi lainnya, Gus Yaqut menyarankan daripada untuk pelatihan online, bantuan lebih bermanfaat diberikan untuk guru ngaji atau kiai-kiai kampung yang jumlahnya juga banyak.

“Mereka adalah benteng terakhir penjaga moral anak-anak kita. Mereka ini tidak tersentuh oleh negara,” imbuhnya.

Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR ini, para guru ngaji sama dengan guru di sekolah formal yang juga butuh meningkatkan kesejahteraan.

“Mereka itu hanya dapat honor sekadarnya saja. Mereka juga jadi bagian yang terdampak karena imbauan pemerintah untuk di rumah, mereka akhirnya tidak bekerja,” ungkapnya.

481