Home Teknologi Pfizer Teliti Senyawa Penghambat SARS-CoV-2 3CL

Pfizer Teliti Senyawa Penghambat SARS-CoV-2 3CL

Jakarta, Gatra.com - Pfizer Inc. (NYSE: PFE) menyatakan telah menemukan senyawa dan analog yang potensial untuk menghambat SARS-CoV-2 3C-like (3CL). Ini merupakan hasil skrining awal prakilinis.

Chairman dan CEO Pfizer, Dr. Albert Bourla, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Kamis (16/7), mengatakan, dari data awal hasil praklinis tersebut juga didapat agen penghambat protease yang menunjukkan adanya aktivitas antivirus terhadap SARS-CoV-2.

Pfizer akan melakukan studi konfirmasi praklinis, termasuk menganalisa sifat antivirus tersebut serta menilai kesesuaian senyawa itu secara klinis untuk diberikan Intra Vena.

Secara bersamaan, perusahaan juga akan berinvestasi untuk bahan-bahan yang akan mempercepat proses dimulainya studi klinis potensial senyawa terdepan tersebut pada kuartal 3 tahun 2020, 3 bulan atau lebih cepat dari perkiraan awal, yang akan disesuaikan dengan selesainya studi konfirmasi praklinis.

Pfizer pun telah menjalin kerja sama kolaborasi global dengan BioNTech Pfizer Inc. dan BioNTech SE untuk bersama-sama mengembangkan program vaksin virus Corona berbasis mRNA yang bertujuan untuk mencegah infeksi Coronavirus Disease (Covid)-19.

Bourla mengungkapkan, pada Maret 2020, perusahaan mengumumkan surat pernyataan kolaborasi yang menandai dimulainya kerja sama tersebut. Kedua perusahaan berencana untuk melakukan uji klinis bersama terhadap kandidat vaksin Covid-19 yang pada awalnya dilakukan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa lokasi penelitian di Eropa, selanjutnya menyebar di berbagai pusat penelitian di dunia.

BioNTech dan Pfizer berencana untuk memulai uji klinis tersebut paling cepat akhir April 2020, setelah terbitnya izin resmi. Perusahaan memperkirakan terdapat potensi untuk memasok jutaan dosis vaksin pada akhir tahun 2020.

Menurutnya, potensi tersebut hasil dari suksesnya program pengembangan dan terbitnya persetujuan pihak berwenang yang tentunya akan cepat meningkatkan kapasitas dalam memproduksi ratusan juta dosis pada 2021.

Analisa terhadap Azihtromycin sebagai molekul dengan aktivitas antivirus dalam upaya memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk menanggulangi Covid-19. Para peneliti Pfizer akan menerbitkan ulasan di Jurnal Kedokteran Clinical Pharmacology and Therapeutics yang menilai data klinis dan in vitro yang telah dipublikasikan terkait azihtromycin sebagai molekul yang memiliki aktivitas antivirus.

Ulasan yang bersifat terbuka ini dapat digunakan untuk memfasilitasi penggunaan azithromycin dalam riset tentang Covid-19 di masa yang akan datang. Sampai saat ini, azihtromycin tidak disetujui penggunaannya untuk pengobatan infeksi virus.

Menelaah obat-obatan Pfizer saat ini untuk populasi pasien kritis yang membutuhkan, Pfizer Inc. dan Liverpool Schol of Tropical Medicine’s Respiratory Infection Clinical Research Group meluncurkan dua studi terbaru untuk memberikan masukan mengenai interaksi S. pneumoniae dan SARS-CoV-2.

Pfizer diharapkan dapat menyelesaikan perjanjian kolaborasi dengan Liverpool dalam hal penyediaan dana dan pengujian laboratorium penelitian ini dalam beberapa hari mendatang.

Studi SAFER (SARS-CoV-2 Acquisition in Frontline Health Care Workers–Evaluation to Inform Response) dan studi FASTER (Facilitating A SARS CoV-2 Test for rapid triage) akan membantu menunjukkan apakah pasien yang terinfeksi Covid-19 juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap munculnya pneumonia akibat pneumokokus.

Kemudian, apakah jika pasien memiliki kedua infeksi tersebut maka akan menyebabkan penyakit tersebut lebih parah serta kondisi akhir yang lebih buruk. Studi SAFER akan melibatkan 100 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Royal Liverpool dan akan meneliti adanya hubungan antara SARS-CoV-2 dan kolonisasi pneumokokus.

Menurutnya, studi SAFER akan melibatkan 100 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Royal Liverpool dan akan meneliti adanya hubungan antara SARS-CoV-2 dan kolonisasi pneumokokus. Studi FASTER akan merekrut 400 pasien dari bangsal penyakit infeksi di Rumah Sakit Royal Liverpool yang dicurigai terinfeksi virus Corona. Saat ini, penelitian telah dimulai, dan data diharapkan terkumpul dalam beberapa bulan ke depan.

197