Home Kesehatan Buruh KBB Terindikasi Positif Corona, Produksi Minta Disetop

Buruh KBB Terindikasi Positif Corona, Produksi Minta Disetop

Bandung, Gatra.com – Satu orang buruh pabrik garmen PT CCH Indonesia di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terindikasi positif coronavirus disease 2019 (Covid)-19 setelah menjalani rapid diagnostic test (RDT) di rumah sakit umum daerah (RSUD) Cililin. 

Buruh pria berusia 22 tahun tersebut saat ini tengah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Cililin. Pasien tersebut masuk ke RSUD Cililin pada Minggu (26/4). Suhu tubuhnya panas cukup tinggi.

Terkait itu, Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) KBB, Dede Rahmat, meminta pemerintah segera melakukan rapid test terhadap seluruh buruh di pabrik garmen PT CCH Indonesia, dan menutup sementara kegiatan produksi. 

"Saya ingin pemerintah daerah bergerak cepat melakukan rapid test dan menutup sementara kegiatan produksi," kata Dede, Senin (27/4). 

Menurutnya, langkah cepat dari pemerintah dibutuhkan agar kasus buruh pabrik positif tak terjadi serupa di PT Kahatex yang menyebabkan ribuan buruh harus dirumahkan. 

"Sejak awal kita sudah memperingatkan agar pemerintah cepat bertindak terhadap perusahaan yang masih beroperasi di tengah PSBB. Mereka harus memastikan protokol kesehatan ditetapkan saat beroperasi," ujar Dede. 

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Cililin, dr. Ahmad Oktorudy, mengatakan, setalah menjalani isolasi selama 14 hari, pihaknya bakal melanjutkan dengan swab tes.

"Kemarin sih masih positif rapid test. Sekarang pasien sudah diisolasi di sini. Seminggu setelah rapid, baru swab test," kata Okto saat dihubungi. 

Dari laporan yang diterima, pasien tinggal satu rumah bersama ayah, ibu, dan 2 kakaknya. Keluarga pasien itu diminta melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Keluarga pasien tersebut saat ini berada dalam pemantauan petugas medis Puskesmas Cililin. 

"Untuk pemantauan terhadap keluarga, bisa ditanyakan langsung ke Puskesmas Cililin," ucapnya.

Namun demikian, Okto mengatakan, belum mendapat laporan hasil tracing riwayat perjalanan buruh tersebut. Maka, terkait dugaan di mana pasien terpapar, Okto belum bisa memberikan keterangan.

"Harus dicek ke pabrik garmen, ke PT CCH-nya untuk bisa mengetahui dia terpaparnya di mana. Kita sudah laporkan ke Dinkes untuk melakukan tindak lanjut ke pabrik pasien bekerja," ujarnya.

2687