Home Kebencanaan Cerita Penghuni Pertama Ruang Karantina Massal di Purwokerto

Cerita Penghuni Pertama Ruang Karantina Massal di Purwokerto

Banyumas, Gatra.com - Sejumlah pemudik mulai mengisi lokasi karantina massal di Gelanggang Olahraga (Gelora) Satria Purwokerto, Jawa Tengah. Hingga Selasa (28/4), tercatat enam orang pemudik menempati lapangan futsal indoor yang telah disulap menjadi tempat karantina.

Penghuni pertama tempat karantina tersebut Ristianti (43) mengaku tiba di tempat karantina, Senin (27/4) malam. Warga RT 4 RW 2 Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara ini ditempatkan di ruang khusus perempuan.

"Awalnya saya ke Bekasi, 10 Maret 2020 untuk mencari kerja. Terus pulang 5 April ke tempat adik di (Desa) Kalicupak (Kecamatan Sokaraja). Niatnya main ke tempat bulik di Bobosan. Sempat numpang juga di tempat teman 4 hari di Kelurahan Kober. Terus kembali ke Bobosan, malamnya di datangi kelurahan, warga tidak mau saya menginap di situ, jadi langsung di antar ke sini (Gelora Satria)," ujarnya.

Lantaran berniat hanya menginap, Ristianti mengaku hanya membawa sejumlah uang dan tisu. Bahkan, baterai telepon genggamnya pun sudah habis.

Dia menuturkan, malam pertama di tempat karantina terasa sangat dingin. Sebab, ia tidak membawa perlengkapan ganti maupun alat mandi. "Sendirian. Clingak-clinguk nggak bisa tidur," ujarnya.

Berbeda dengan Ristianti, Imam Maulana (23), pemudik dari Jakarta, mengaku nekat mudik pada Jumat (24/4), karena kantornya meliburkan seluruh karyawan. Setiba di kampungnya, Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja, dia langsung melapor kepada Ketua RT setempat. Meski mendapat tawaran untuk karantina di rumah sendiri, Imam memilih untuk masuk ke tempat karantina massal yang disiapkan Pemkab Banyumas.

"Saya (dapat) saran dari teman sih. Tadinya cuma ditawari karantina suruh di rumah saja sama Ketua RT. Cuma lebih baiknya ngalah dulu, karantina dulu. Dibanding di lingkungan sendiri, ditakutin orang, diomongin orang. Apalagi punya keponakan yang masih kecil," tuturnya.

Imam mengatakan, dengan kesadaran diri dia berniat untuk melakukan karantina di Gelora Satria. Dia pun berangkat dengan mengendarai sepeda motor menuju tempat karantina, Selasa (28/4) pagi. Setelah melakukan pencatatan, pria yang bekerja di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat ini disarankan langsung menempati ruang karantina.

Lantaran belum membawa barang-barang pribadi, dia memutuskan untuk pulang ke rumah dan mengambil perlengkapannya. Selain itu, Imam juga melapor kepada pihak desa terkait keputusannya tersebut.

"Suasana di sini (tempat karantina) masih sepi. Seenggaknya masih lumayanlah dibanding di rumah semakin sepi. Soal mental, siap nggak siap saya siap lah pak," terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengatakan, tempat karantina massal di Gelora Satria Purwokerto dapat menampung lebih dari 300 pemudik. Tempat tersebut telah siap 100 persen.

"Di sini ada tempat velbed (tempat tidur lipat) dari TNI, Polri, dikasih makan 3 kali sehari dan cek kesehatan. Fasilitas sudah saya cek, air mengalur, kamar mandi bersih, ada lima ya. Kalau dirasa kurang kita buatkan lagi, yang penting memenuhi standar kesehatan. Sarana lain ya semua apa adanya. Lebih baik sih sesuai anjuran pemerintah tidak usah mudik lah," kata dia.

1937