Home Ekonomi Pandemi Covid, Lazada Bidik Sektor Pangan, Berdayakan Petani

Pandemi Covid, Lazada Bidik Sektor Pangan, Berdayakan Petani

Jakarta, Gatra.com - Kondisi pandemi Covid-19 membuat masyarakat kerepotan dalam mencari kebutuhan sehari-hari. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan social distancing membuat pasar induk dan pasar tradisional sepi pengunjung. Kondisi lesunya usaha dan berkurangnya pasokan bahan baku makanan diprediksi akan memicu terjadinya kelangkaan pangan.

Untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan dan gangguan rantai pasok logistik pemerintah melakukan langkah pengamanan dengan mengendalikan pangan di bawah Bulog. Di sisi lain, peran swasta juga sangat mendukung dengan menjamin ketersediaan pangan yang mudah, murah, dan terjangkau bagi masyarakat.

Lazada, salah satu marketplace terkemuka di Indonesia, baru-baru ini bekerja sama dengan Rumah Sayur Group, memperkenalkan laman khusus untuk memudahkan konsumen memeroleh beragam sayur mayur. Sayur tersebut merupakan hasil panen dan petikan dari 2.500 petani di Jawa Barat, binaan Desa Sejahtera Astra, Institut Pertanian Bogor. Ketersediaan sayuran segar para petani ini diharapkan akan menjangkau lebih banyak konsumen di kala pandemik Covid-19.

Bobby Gandasaputra, EVP Commercial FMCG Category, Lazada Indonesia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan petani dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen sekaligus peningkatan ekonomi petani lokal yang juga “dihantam” Covid-19.

“Di masa pandemik ini tentu ada disrupsi dari pabrik, disrupsi dari output produksi dimana Lazada bekerja sama dan berkolaborasi dengan seller lokal dan seller luar negeri, local farmer untuk memastikan ketersediaan bahan sehari-hari itu tetap ada buat konsumen kita,” kata Bobby dalam diskusi virtual pada Selasa (28/4).

Sebagai platform e-commerce yang selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama, Lazada kini mengedepankan ketersediaan bahan pangan pokok di platformnya. Seiring dengan beralihnya pola belanja masyarakat dari yang diinginkan (want) menjadi yang dibutuhkan (needs) pada musim wabah corona. Perusahaan melihat salah satu kebutuhan penting pelanggan adalah kebutuhan pokok dan bahan-bahan makanan seperti sayuran dan daging.

Menurutnya ada pergeseran transformasi digital yang bisa ditangkap menjadi peluang. Para petani yang tergabung dalam kelompok tani dan usaha sudah mulai menyadari peran teknologi dalam mengembangkan usahanya.

“Jadi ternyata banyak local saler ini yang sama sekali belum pernah berjualan online dan kita melihat bahwa satu tahun terakhir ini, khususnya sejak pandemi ini terjadi banyak local saler ini yang mulai membuka mata berjualan secara online. Dan [bisnis] Lazada sangat besar untuk membantu itu,” katanya.

Rektor IPB Arif Satria mengatakan kerja sama Rumah Sayur Group dengan Lazada dapat menjadi sebuah terobosan untuk mengangkat kesejahteraan petani di masa pandemi Covid-19. Ia mengatakan IPB telah berperan dalam merintis lahirnya Rumah Sayur Group dimana unit usaha itu berasal dari program Desa Sejahtera Astra dan Pembinaan Petani Muda ((Destra Agro), Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir, IPB University.

Destra Agro sendiri bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di bawah naungan Kemendes PDTT yang bertugas membina dan mengembangkan 2.500 mitra tani yang tersebar di 6 kabupaten dan 53 desa di Jawa Barat. Arif mengatakan dukungan teknologi dari marketplace akan sangat membantu tumbuh kembang dari usaha para petani.

“Memang harus diakui 2/3 orang di Indonesia masih teguh pada pasar tradisional dan pedagang-pedagang keliling. Dengan kemajuan teknologi dan akses digital maka masyarakat di Indonesia sudah beralih. Pada 2010, masyarakat yang mengakses ke pasar modern itu hanya sekitar 5-8%, tapi 2017 sudah meningkat jadi 15-20%. Artinya dengan [dibantu] online, tren itu meningkat,” katanya.

Menurutnya kolaborasi marketplace dengan para petani akan sangat membantu mengatasi persoalan kelangkaan pangan yang dikhawatirkan pemerintah. “Persoalan yang kita hadapi sekarang ini adalah persoalan ketidakpastian distribusi. Jadi persoalan pangan saat ini di hulu, on farm, ada oversuplai kalau itu terjadi secara terus menerus akan berdampak pada harga dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu kebuntuan dan ketidakpastian distribusi ini harus kita entaskan,” ujarnya.

VP Sales & Product, Rumah Sayur Group, Tubagus Diahinnur Hadikusma, mengatakan pihaknya sangat berterima kasih dengan kehadiran platform e-commerce Lazada yang mendukung usaha ribuan petani lokal yang biasanya mengandalkan cara tradisional dalam memasarkan usahanya.

“Kami senang sekali saat ini bisa bekerja sama dengan platform e-commerce terkemuka seperti Lazada. Sejak adanya pandemi Covid-19, kapasitas penjualan kami menurun dari biasanya 10-12 ton/ hari, menjadi 3-4 ton/hari. Sehingga tidak dipungkiri adanya kerja sama ini, kami akan bisa menjangkau lebih banyak konsumen,” kata Tubagus.

202