Home Internasional Korban Meninggal akibat Covid-19 di Inggris Capai 26.771

Korban Meninggal akibat Covid-19 di Inggris Capai 26.771

London, Gatra.com - Sebanyak 26.771 orang dilaporkan telah meninggal dunia karena COVID-19 di Inggris. Angka itu naik 674 sepanjang periode 24 jam terakhir sebagaimana data dari kementerian kesehatan Inggris, pada hari Kamis (30/4).

Inggris mencatat ada 171.253 kasus terinfeksi dikonfirmasi akibat virus corona baru atau naik 6.032 dibanding hari sebelumnya.

Angka kematian ini dilaporkan hingga pukul 5 sore (1600 GMT) pada 29 April, sementara data kasus yang dikonfirmasi diketahui hingga 9 pagi (0800 GMT) pada 30 April.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada hari Kamis Inggris bahwa saat ini penyebaran virus telah melewati puncak wabah dan berjanji akan menetapkan pada minggu depan mengenai bagaimana negara kembali bertahap memulai aktivitasnya secara normal.

Dalam konferensi pers pertamanya sejak sembuh dari kasus COVID-19, Johnson menawarkan optimisme kehidupan dan ekonomi ke depan di tengah kelelahan warga Inggris yang masih diminta untuk tetap berada di rumah.

“Saya dapat mengkonfirmasi hari ini bahwa untuk pertama kalinya, kami melewati puncak penyakit ini. Kami melewati puncak dan kami berada di lereng bawah, dan kami memiliki banyak alasan berharap untuk jangka panjang lebih baik,” kata Johnson, dikutip Reuters, Kamis (30/4).

Inggris mencatat jumlah COVID-19 secara resmi tertinggi kedua di Eropa dengan jumlah 26.771 korban meninggal dunia.

Angka itu memberi tekanan pada pemerintah atas respons awalnya terhadap wabah - yang membuat beberapa negara Eropa tertinggal - dan tetap berhati-hati untuk tidak memberikan pelonggaran lebih cepat, mengingat ancaman lonjakan kedua infeksi dapat saja terjadi.

Johnson mengatakan jumlah korban jiwa bisa jauh lebih buruk, jika penguncian segera dibuka.

"Ini berkat upaya kolektif secara besar-besaran untuk melindungi diri sebagaimana aturan NHS (Layanan Kesehatan Nasional) sehingga kami dapat menghindari epidemi yang tidak terkendali, di mana skenario terburuk dapat saja merenggut 500.000 kematian," katanya.

"Sangat penting bahwa kita sekarang tidak kehilangan kendali,” tambahnya.
 

73

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR