Home Gaya Hidup PSBB Karawang, Al Azhar Memorial Garden Dukung Larang Ziarah

PSBB Karawang, Al Azhar Memorial Garden Dukung Larang Ziarah

Jakarta, Gatra.com- Pengelola Taman Pemakaman Muslim Al Azhar Memorial Garden mendukung penuh himbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyerukan peniadaan ziarah kubur selama bulan Ramadan dan pada saat Idul Fitri. Pernyataan tersebut berkaitan dengan akan mulai diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Karawang per 6 Mei 2020 ini.

“Kami ingin mematuhi imbauan MUI tersebut karena meniadakan ziarah kubur di tengah pandemi Corona itu merupakan upaya terbaik untuk menghindari penularan Covid-19,” kata Dirut Al Azhar Memorial Garden, Nugroho Adiwiwoho dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/5).

Sebagai informasi, pemakaman Islam Al-Azhar Memorial Garden dibangun sejak 2011. Di atas lahan seluas 25 hektare ini kapasitasnya dapat menampung sebanyak 29.000 jenazah.

Taman pemakaman ini dilengkapi dengan taman, gedung serbaguna, serta gazebo, dan walkway. Juga Gedung Pemulasaraan untuk memudahkan pengurusan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani dan mensholatkan hingga dimakamkan di Al Azhar Memorial Garden.

Nugroho mengatakan, imbauan dari MUI itu harus menjadi pedoman dalam tradisi ziarah kubur dimana selama pandemi Covid-19 ini tidak dilaksanakan dahulu. Hal itu untuk menghindari kerumunan dan melaksanakan kebijakan menjaga PSBB yang akan mulai diterapkan di Karawang.

Dalam hal ini, Nugroho menjelaskan bahwa imbauan MUI tersebut sudah berdampak pada pengurangan jumlah peziarah ke Taman Pemakaman Muslim Al Azhar Memorial Garden. Sebagai contoh pada saat sehari sebelum Ramadhan biasanya para peziarah ramai berkunjung.

Tetapi kali ini jumlahnya jauh menurun bisa dihitung dengan jari. Begitupun dengan jumlah peziarah setiap harinya sudah menurun jauh dibanding dengan hari-hari biasanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MUI yang juga Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi, menghimbau kegiatan ziarah ke makam bisa diganti dengan melakukan doa dari rumah. "Sebaiknya agenda ziarah kubur ditiadakan dan diganti dengan berdoa dari rumahnya masing-masing," katanya.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan, ziarah kubur merupakan amalan yang sangat baik, karena akan mengingatkan kita pada kematian. Namun berdoa dari rumah pun tidak apa-apa. "Insyaallah nilai pahalanya tidak berkurang sedikit pun," Kata Zainut.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am menambahkan, imbauan itu bukanlah suatu pembatasan beribadah, melainkan pembatasan kerumunan. “Sekali lagi saya tekankan, bukan membatasi ibadah. Karena menurut para ahli, kerumunan dalam kondisi sekarang menjadi faktor potensial penyebaran wabah,” ungkapnya.

622