Home Ekonomi Penjaja Kuliner Ekstrim Gunungkidul 'Menangis' karena Corona

Penjaja Kuliner Ekstrim Gunungkidul 'Menangis' karena Corona

Gunungkidul, Gatra.com – Omzet pedagang makanan khas Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, anjlok akibat pagebluk Covid-19. Karena belum mendapat bantuan, mereka pun beralih menjual produk lain.

Kondisi itu dialami Sri Hawa, 35 tahun, salah satu pelaku usaha kuliner khas Gunungkidul, belalang goreng. Sejak April, penjualan makanan ringan itu tinggal seperlima jika dibanding tahun lalu.

“Kalau cerita, saya bisa nangis. Penjualan menurun 80 persen. Pemasukan dari jual belalang tidak ada, sudah anjlok,” kata Kecamatan Ngawen saat dihubungi Gatra.com, Rabu (6/5).

Pada awal Ramadan di tahun-tahun sebelumnya, ia biasanya memiliki stok belalang matang hingga 30 kilogram. Sebelum Lebaran, stok dagangannya pun habis. “Tapi Ramadan tahun ini, satu minggu untuk jual satu atau dua kilogram belalang saja tidak laku,” katanya.

Saat H-1 atau H-2 Idulfitri, ia bisa mendapatkan Rp6 juta sampai Rp8 juta per hari. Namun ia memprediksi momen Lebaran tahun ini juga akan sepi pembeli. “Selain belalang, saya biasanya juga stok bekicot. Ramadan tahun lalu stok 200 kilogram bekicot dan sudah habis sebelum Lebaran,” katanya.

Sri mengungkapkan, selama pandemi Covid-19 ini ia belum mendapat bantuan apapun dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Karena itu, ia menggenjot penjualan dagangannya demi tetap mendapat pemasukan bagi keluarga.

“Saya belum dapat bantuan selama ini,” kata perempuan yang melakoni profesinya ini lebih dari sepuluh tahun.

Selain mempertahakan belalang, Sri berupaya mendongkrak penjualan kuliner berbahan bekicot. Ia sering menerima permintaan dari konsumen di Jakarta untuk jenis makanan ekstrim ini.

“Konsumennya orang asli Gunungkidul yang merantau di Jakarta. Jadi karena mereka tidak bisa mudik, pesanan minta dikirim ke sana. Kalau biasanya saat jelang Lebaran mereka pulang dan langsung datang ke rumah untuk membeli,” ucapnya.

Sri mengatakan, pasar permintaan untuk bekicot dan belalang berbeda. Bekicot lebih susah didapat saat ini ketimbang belalang. “Karena belalang saat ini sedang musimnya. Di Jakarta juga banyak belalang,” ujarnya.

Setiap hari Sri bisa menerima order satu sampai dua kilogram bekicot matang untuk dikirim ke Jakarta. Harga bekicot goreng ini Rp90 ribu per kilogram. “Biasanya Rp100 ribu, tapi saat ini saya turunkan menjadi Rp90 ribu,” katanya.

Selain bekicot, Sri menjual masakan ayam, seperti kepala ayam dan usus. Bahan-bahan ini diperoleh dari sentra pemotongan ayam di dekat rumahnya. “Saya juga jualan ayam di pasar kalau pagi,” ucap dia.

471