Jakarta, Gatra.com - Eks Panglima TNI sekaligus eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia hari ini, Minggu (10/5) pukul 06.30 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Kabar duka tersebut telah dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Inf Nefra Firdaus. Nefra menyebut Djoko menggal dunia karena sakit, namun tak merincikan lebih lanjut sakit apa yang dideritanya.

Nefra mengatakan, jenazah sudah dibawa ke rumah duka di Jalan Bambu Apus Raya nomor 100 RT 12/RW 3, Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Selanjutnya siang ini, pukul 13.00 jenazah akan dibawa ke pemakaman Sandiego Hills, Karawang Jawa Barat dan akan dilaksanakan upacara pemakaman secara militer sekitar pukul 14.00 WIB.

Seluruh keluarga, kerabat, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan sejumlah perwira tinggi (pati) TNI dipastikan akan hadir dalam pemakaman tersebut.

“Selain KASAD, akan hadir para pejabat teras TNI atau TNI AD, para mantan KASAD, para purnawirawan Pati TNI, keluarga, kerabat dan sanak keluarga serta para pelayat di Rumah Duka untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan agar Almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso diterima disisi-Nya dan husnul khotimah”, ujar Nefra dalam keterangan resminya kepada Gatra.com, Minggu (10/5).

Djoko mengemban jabatan sebagai KASAD ke-24 pada 18 Februari 2004-28 Desember 2007. Setelah itu ia naik jabatan sebagai Panglima TNI ke-16 pada 28 Desember 2007-28 September 2010.

Djoko meninggalkan seorang istri, Angky Retno Yudianti dan dua orang anak yaitu Andika Pandu Puragabaya dan Ardhya Pratiwi Setiowati.

Untuk memberi penghormatan terakhir kepada mendiang, Nefra menyebut pihaknya akan mengibarkan bendera setengah tiang.

“Sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian Almarhum Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, seluruh satuan jajaran TNI/TNI Angkatan Darat mulai hari ini mengibarkan bendera setengah tiang,” pungkas Nefra.

Sebagai informasi, Djoko yang juga politisi Partai Gerindra dikabarkan sempat dirawat selepas menjalani operasi akibat pendarahan di otak. Namun pihak keluarga atau TNI belum memberikan keterangan resminya.