Solo, Gatra.com – Masa pandemi Covid-19 ini justru mendongkrak pembelian saham dari para investor. Pasalnya, saat ini terjadi penurunan harga saham secara drastis.

Hal ini dikatakan oleh Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah II M Wira Adibrata, Selasa (12/5). Saat ini rata-rata penurunan harga saham mencapai 30-40 persen.

”Kondisi ini memang membuat para investor jadi galau,” ucap Wira.

Awalnya penyebab kondisi ini karena perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina. Dilanjutkan dengan wabah Covid-19 yang berdampak pada luar biasa bagi kondisi pasar saham.

”Hampir semua sektor mengalami penurunan harga, tapi untuk sektor farmasi saat ini harga sahamnya bagus. Bahkan untuk saham blue chip atau saham unggulan juga terdampak penurunan harganya,” ucapnya.

Penurunan harga mulai terjadi sejak bulan Februari. Namun mulai mengalami kenaikan meski hanya setengah dari total penurunannya. ”Saat ini investor mulai bergerak, mereka juga mulai melakukan pembelian. Bahkan ada perusahaan yang melakukan buy back,” ucapnya.

Untuk kondisi di Jawa Tengah II, BEI mencatat kenaikan transaksi. Pada bulan Februari ada sebanyak 28.394 investor dengan nominal transaksi Rp 826 miliar. Namun pada bulan Maret sudah mulai ada peningkatan jumlah transaksi dengan nilai Rp 1,08 triliun dengan jumlah investor 28.814 orang.

”Bulan Maret mulai ada kenaikan, tapi bulan April datanya belum keluar. Kalau melihat antusias investor, transaksi stabil cenderung naik. Apalagi saat ini kondisi harga saham unggulan terlalu murah,” ujarnya.