Home Ekonomi Pendaftaran Gelombang IV Kartu Prakerja Akan Membeludak

Pendaftaran Gelombang IV Kartu Prakerja Akan Membeludak

Jakarta, Gatra.com- Kartu Prakerja menuai pro dan kontra. Namun, saat ini menjadi solusi untuk mengatasi persoalan pengangguran yang semakin membeludak. Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, dari tiga gelombang, sudah ada 10,4 juta pendaftar. Ia belum dapat memprediksi lonjakan pendaftar pada gelombang IV yang rencananya dilakukan setelah Idulfitri.

“[Dari 10,4 juta pendaftar], yang sudah diterima yaitu 680.000 orang. [Dari jumlah tersebut] 350 orang telah menuntaskan pelatihan. Sudah dilakukan pembayaran intensif pertama. Peserta [persentase] 35% adalah perempuan. Rentang usia mayoritas 18 tahun hingga 34 tahun,” katanya melalui Konferensi Pers Virtual Indef, Selasa (19/5).

Sampai saat ini, rata-rata jenjang pendidikan peserta yaitu SMA Sederajat dan S-1 yang berada di 512 kabupaten/kota. Ia memaparkan, program Kartu Prakerja sudah dirancang dari tahun 2019. Namun, Denni menyebut, pandemi Covid-19 memang tidak terprediksi sebelumnya, sehingga kriteria peserta Kartu Prakerja bertambah untuk korban PHK.

“Siapa saja yang mau belajar, belajar bersama. Kehadiran fisik terlalu mahal. [Adanya Kartu Prakerja] memberikan kesempatan yang sama. 224 ribu perserta, berbobot berdasarkan share pengangguran,” ujarnya.

Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti menuturkan, jumlah pengangguran sebesar 6,88 juta orang sebelumnya bekerja di beberapa sektor. Berdasarkan riset Indef, hanya 13,2% penduduk yang berpendidikan tinggi, sedangkan 38,90% umumnya lulusan SD atau di bawahnya.

Ia menyayangkan pemerintah malah menerapkan skema Kartu Prakerja, padahal menurutnya semibansos lebih tepat sasaran dan efektif. Lantas, ia membandingkan upaya pengetasan kemiskinan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia. Pemerintah Malaysia bahkan memberikan bantuan kepada warganya yang terkena PHK.

“Kartu Prakerja, apakah tidak menimbulkan moral hazard. Seharusnya pemerintah memitigasi terjadinya moral hazard. Sudah banyak materi [yang masuk program Kartu Prakerja] telah ditawarkan di Youtube. Salah satu challenge, provider swasta menyediakan jasa pelatihan online gratis,” tuturnya.

Ekonom Senior Indef, Fadhil Hasan memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, Kartu prakerja harus dilanjutkan untuk mengatasi jumlah pengangguran yang semakin melonjak. Menanggapi pendapat Esther, sebenarnya program tersebut bisa disinkronkan dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

“ Kalau dihentikan akan berdampak pada ekonomi, hubungan kerja dan pengelola, platform digital serta penyedia. Meski tahap berikutnya masih mengalami persoalan dan cakupan belum banyak. Pertimbangan lainnya, masih banyak jumlah orang yang setengah menganggur dan pengangguran tersembunyi,” ucap Fadhil Hasan.

362