Home Kebencanaan Kampung Tangguh Tak Dibantu Pemkot, Khofifah Kirimkan Ini

Kampung Tangguh Tak Dibantu Pemkot, Khofifah Kirimkan Ini

Surabaya, Gatra.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lanjutan di Surabaya sudah berjalan sepekan. Namun, tidak semua warga yang menjalani isolasi mandiri, mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Contohnya, sejumlah warga di wilayah Kampung Tangguh Jalan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya. Ratusan warga di wilayah tersebut belum mendapat bantuan dalam bentuk apapun dari Pemerintah Kota Surabaya, termasuk soal makanan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi Kampung Tangguh di wilayah tersebut. Mengetahui ada warga yang belum mendapat bantuan dari pemkot, Khofifah menyatakan langsung mengucurkan bantuan sembako.

Yakni, berupa 1 ton beras, 200 kg telur, 200 dus mi instan, 1000 masker, dan vitamin C. Khofifah mengatakan, bantuan tersebut sedang dalam perjalanan menuju Kedung Baruk. "Malam ini sudah dikirim (bantuan permakanannya). Pak Sekda (Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono) saya minta kirim (bantuan makanan). Ini sedang jalan," kata Khofifah saat dikonfirmasi wartawan di Kampung Tangguh Kedung Baruk, Selasa (19/5).

Khofifah mengatakan, wilayah Kedung Baruk tergolong beresiko tinggi. Sehingga, perlu ada treatment khusus, terutama bagi warga yang dinyatakan positif Covid-19. Yakni, lanjutnya, warga yang dinyatakan positif Covid-19 harus segera dilarikan ke rumah sakit, ketimbang harus menjalani isolasi mandiri. Sehingga, warga akan mendapat penanganan medis yang memadai. "Isolasi mandiri mungkin, kami nomor duakan. Nomor satu harus dirawat di rumah sakit. Karena kalau sudah positif Covid-19, harapannya ada treatment yang lebih serius dan terukur," kata Khofifah.

Kapolda Jatim Irjen Pol M. Fadil Imran mengatakan, Kedung Baruk adalah salah satu dari 107 Kampung Tangguh yang telah didirikan di Surabaya. Semua aparat yang tergabung dalam Gugus Tugas di tingkat kelurahan bertugas mendorong warga agar peduli terhadap penularan Coronavirus. "Ada yang menangani persoalan penularannya. Ada juga yang menangani dan berupaya mengurangi dampak sosial akibat Covid-19," kata Fadil.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kedung Baruk Sugiono mengatakan bahwa warganya terpaksa memenuhi kebutuhan pangan secara swadaya. Sugiono mengaku terpaksa mendirikan dapur umum seadanya untuk memenuhi kebutuhan warga. "Karena selama ini kami swadaya dari warga RT dan RW. Kami belum dapat bantuan dari pemkot. Kegiatan yang kami lakukan belum ada bantuan dari pemkot," kata Sugiono

Keresahan warga tersebut bukan tanpa alasan. Sugiono mengaku membentuk Kampung Tangguh setelah mendapat instruksi dari pemkot. Alasannya, wilayah tersebut telah menjadi cluster PT HM Sampoerna. Selain itu, lanjutnya, ada sebanyak 115 warga yang dinyatakan reaktif usai menjalani rapid tes beberapa waktu lalu. Sebanyak 21 diantara, telah menjalani isolasi mandiri di hotel.

Selama itu, Sugiono mengatakan telah mencoba meminta bantuan permakanan kepada pemkot. Hanya, hingga hari ini, dia mengaku belum mendapat respon dari pemkot. "Waktu itu usulan kami langsung disampaikan ke pak irvan (Kasatpol PP Surabaya Irvan Widiyanto) melalui pak camat. tapi belum dapat tangapan hingga hari ini," tuturnya.

Meski demikian, dirinya tetap berharap bantuan dari pemkot tanpa harus menunggu ada warga yang dinyatakan positif Covid-19. Pasalnya, hasil tes swab yang hingga hari ini belum ada kabar, telah menimbulkan keresahan diantara warga.

158