Home Kesehatan Kematian Tinggi, Jatim Pertimbangkan Terapi Plasma Darah

Kematian Tinggi, Jatim Pertimbangkan Terapi Plasma Darah

Surabaya, Gatra.com – Tingginya rasio kasus kematian akibat Covid-19, sekitar 9,7% atau tertinggi secara nasional, mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan clinical trial dengan sejumlah obat-obatan.

Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percapatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, pengobataan yang memungkinkan saat ini adalah terapi plasma darah atau biasa disebut convalescent plasma. 

Cara kerja terapi tersebut adalah dengan menyuntikkan darah orang yang sembuh, ke dalam tubuh pasien Covid-19.

"Convalescent plasma itu orang sehat yang punya antibodi dimasukkan ke dalam darahnya (pasien Covid-19) yang sakit. Supaya, darahnya yang sakit bisa melawan virus," kata Joni saat ditemui wartawan di Gedung Negara Grahadi, Rabu (20/5).

Namun, cara tersebut belum dapat direalisasi di Jawa Timur. 

Joni mengatakan, berdasarkan catatan terkini, mayoritas dari 403 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh, menolak mendonorkan darahnya.

Joni menjelaskan, darah yang didonorkan golongannya harus cocok atau sama untuk tiap-tiap pasien Covid-19.

“Kalau darah yang didonorkan golongannya A, maka hanya pasien Covid-19 bergolongan darah A, yang dapat menerima pengobatan tersebut. Golongan darahnya harus sama. Dia (pendonor) harus pernah kena Covid-19," jelas Joni.

Menurutnya, ada kemungkinan bahwa terapi tersebut dapat menjadi solusi memberantas paparan Covid-19 di sisi hulu. Selain konsumsi obat Avigan yang mengandung favipirapir. Meski, jumlah stok obat tersebut saat ini sedang langka di Jawa Timur.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat sebanyak 2,491 orang dinyatakan positif Covid-19. Dari ribuan orang tersebut, 403 diantaranya dinyatakan sembuh.

Namun, angka kesembuhan tersebut hanya 16,1 persen, atau tergolong rendah jika dibanding dengan rasio kesembuhan secara nasional yang tercatat 23,8 persen. Begitu pula dengan rasio kematiannya. Catatan terakhir, sebanyak 243 orang dinyatakan meninggal akibat Covid-19.

Rasio kematian tersebut juga ternyata cukup tinggi, yakni 9,7 persen jika dibandingkan dengan rasio kematian secara nasional yang hanya 6,4 persen.

473

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR