Home Kesehatan Corona Bikin Infak Masjid Mengering, Sempat Raup Rp500 Juta

Corona Bikin Infak Masjid Mengering, Sempat Raup Rp500 Juta

Pekanbaru, Gatra.com - Infak masjid Annur mengering seiring berbagai larangan kegiatan. Masjid Annur, masjid terbesar di Kota Pekanbaru mesti berlapang dada, merelakan potensi infak jemaah selama bulan puasa dan Idul Fitri.  Padahal, sebelum bulan puasa, masjid ini mampu mengumpulkan dana hingga setengah miliar lebih.

Rudi Hartono, kepala tata usaha, Masjid Annur mengatakan, raibnya potensi infak satu bulan belakangan merupakan konsekuensi dari upaya menghindari virus Corona. "Tahun ini kan Allah menguji kita dengan penyakit ini. Memang ada yang berkurang (infak). Namun itu tidak menjadi beban bagi operasional kita," terangnya, Jum'at (22/5).

Adapun besaran infak yang berhasil dikumpulkan pengelola Masjid Annur dari Januari hingga April 2020 mencapai lebih kurang Rp562 juta. Dari jumlah tersebut infak masjid memiliki porsi terbesar, sebanyak Rp453 juta, kemudian disusul infak anak yatim Rp78 juta dan infak untuk kaum duafa Rp31, 5 juta.

Masjid Annur sendiri merupakan rumah ibadah yang berada dalam naungan Pemerintah Provinsi Riau. Dalam kondisi normal, masjid ini juga memikul peran sebagai objek wisata. Bukan hanya itu, luasnya pekarangan yang dimiliki masjid ini, menjadi Masjid Annur sebagai tempat warga kota Pekanbaru melakukan aktivitas olahraga.

Rumah ibadah tersebut mampu menampung 4.500 jamaah, dengan pekarangan seluas 400x200 meter yang juga bisa digunakan untuk ibadah tahunan semisal sholat Id. Hanya saja, untuk tahun ini sholat tersebut ditiadakan di Masjid Annur.

Kepada Gatra.com, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Ustad Zulhusni Domo, mengungkapkan tidak terselenggaranya sholat Id di masjid tersebut lantaran kota Pekanbaru masuk zona merah. "Sesuai fatwa MUI,di wilayah seperti itu, sholat ID digelar di rumah secara sendiri-sendiri atau berjamaah," tukasnya.

Kota Pekanbaru, merupakan satu dari lima kabupaten/kota yang masuk dalam Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) tingkat Provinsi. Ibukota Provinsi Riau tersebut hingga kini masih menjadi epistentrum COVID-19 di Riau, dengan 40 kasus positif COVID-19, 552 pasien dalam pemantauan dan 5090 orang dalam pemantauan.

235