Home Gaya Hidup Referensi Hilal Awal Syawal 1441 H Tidak Tampak di Indonesia

Referensi Hilal Awal Syawal 1441 H Tidak Tampak di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa hingga Jumat, 22 Mei, tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1441H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia. Hak tersebut disampaikan Pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya.
 
Cecep sendiri memaparkan data posisi hilal tersebut menjelang awal bulan Syawal 1441H/2020M pada Sidang Isbat Awal Syawal 1441H, di Jakarta. Kementerian Agama melalui Tim Falakiyah juga melakukan pengamatan hilal di 80 titik di seluruh Indonesia. 
 
"Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,29 sampai dengan minus 3,96 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari," jelas Cecep, Jumat (22/05). 
 
Menurut Cecep, penetapan awal bulan hijriyah didasarkan pada hisab dan rukyat. Proses hisab sudah ada dan dilakukan oleh hampir semua ormas Islam. Saat ini, Kemenag tengah melakukan proses rukyat, dan sedang menunggu hasilnya.
 
"Secara hisab, awal Syawal 1441H jatuh pada hari Minggu (24/05). Ini sifatnya informatif, konfirmasinya menunggu hasil rukyat dan keputusan sidang isbat," tambahnya.
 
Dikatakan Cecep, rukyat adalah observasi astronomis. Karena itu, lanjut Cecep, harus ada referensinya. Cecep mengatakan bahwa kalau ada referensinya diterima, sedang kalau tidak berarti tidak bisa dipakai.
 
Berdasarkan data di Pelabuhan Ratu, posisi hilal awal Syawal 1441H atau pada 29 Ramadan 1441H yang bertepatan dengan 22 Mei 2020, di Pelabuhan Ratu secara astronomis tinggi hilal: minus 4,00 derajat; jarak busur bulan dari matahari: 5,36 derajat; umur hilal minus 6 jam 55 menit 23 detik.
 
Sementara itu, lanjut Cecep, dasar kriteria imkanurrukyat yang disepakati MABIMS adalah minimal tinggi hilal dua derajat, elongasi minimal 3 derajat, dan umur bulan minimal delapan jam setelah terjadi ijtima'. "Ini sudah menjadi kesepakatan MABIMS," Terang Cecep. 
 
Sehubungan itu, kata Cecep, karena ketinggian hilal di bawah dua derajat bahkan minus, maka tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia. Selain itu, lanjut Cecep, juga tidak ada referensi empirik visibilitas hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.
 
"Dari referensi yang ada, maka tidak ada referensi apapun bahwa hilal Syawal 1441H pada Jumat ini teramati di seluruh Indonesia," pungkas Cecep.
115