Home Kesehatan Laboratorium Badan POM Kini Bisa Lakukan Pengujian COVID-19

Laboratorium Badan POM Kini Bisa Lakukan Pengujian COVID-19

Jakarta, Gatra.com – Sebagai bagian dari Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Badan POM telah berupaya melakukan berbagai langkah dalam upaya penanganan pandemi COVID-19. Upaya preventif menjadi langkah yang sangat penting dilakukan, mengingat hingga saat ini belum ditemukan terapi yang secara spesifik dapat mengobati COVID-19. Salah satunya melalui pengujian laboratorium terhadap spesimen COVID-19 menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan memanfaatkan metode amplifikasi DNA virus SARS CoV-2, yang merupakan penyebab COVID-19.

“Ketepatan dan kecepatan hasil uji yang valid sangat diperlukan. Semakin cepat hasil uji spesimen COVID-19, semakin cepat penanganan yang tepat dapat dilakukan,” jelas Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dalam pernyataan yang diterima Gatra.com.

Paparan perwakilan WHO dalam peresmian Laboratorium BSL-2 Badan POM di Jakarta, Rabu (20/5). (Dok. Badan POM)

Berdasarkan panduan Laboratory Biosafety Guidance Related to The Novel Coronavirus (2019-nCoV) Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO), kegiatan pengujian COVID-19 yang tidak bersifat propagasi (misalnya sekuensing DNA) dapat dilakukan di laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2). Ini merupakan standar bagi laboratorium yang kegiatan pengujiannya berhubungan dengan organisme penyebab penyakit pada manusia dengan tingkat bahaya sedang (moderate). BSL-2 mensyaratkan protokol pengujian yang dapat mencegah kontaminasi virus di lingkungan sekitar, serta memberikan perlindungan maksimum bagi petugas laboratorium.

Terkait hal itu, Badan POM telah memiliki laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) yang telah ditingkatkan kapasitasnya sesuai standar BSL-2. Saat ini, PPPOMN memiliki laboratorium Biologi Molekuler, yang selain digunakan untuk pengujian sampel terkait kasus/khusus dan dalam rangka rujukan nasional, juga telah dimanfaatkan untuk pengujian spesimen COVID-19 dengan kapasitas 300 sampel per hari.

Petugas Laboratorium BSL-2 Badan POM melakukan uji spesimen COVID-19. (Dok. Badan POM)

Pada Rabu (20/05) lalu, Penny meresmikan Laboratorium Biohazard yang telah dilengkapi dengan fasilitas untuk melaksanakan pengujian COVID-19. Tempat ini tidak hanya untuk pengujian COVID-19, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk pengujian produk lain, seperti obat dan produk biologi yang bersifat karsinogenik/mutagenik/teratogenik, yang perlu fasilitas khusus. Termasuk pengujian dalam rangka bioterorisme.

Dijelaskan, lima laboratorium Badan POM, yaitu PPPOMN dan laboratorium di 4 Balai Besar/Balai POM (Gorontalo, Makassar, Jayapura, Ambon), siap operasional mendukung percepatan pengujian spesimen COVID-19. Kapasitas pengujian spesimen COVID-19 sebanyak 300 sampel/hari oleh PPPOMN, 200 sampel/hari oleh Balai POM di Gorontalo, 150 sampel/hari oleh Balai Besar POM di Makassar, 90 sampel/hari oleh Balai Besar POM di Jayapura, dan 180 sampel/hari oleh Balai POM di Ambon. Hingga 19 Mei 2020, PPPOMN telah melakukan pengujian terhadap 1.065 sampel COVID-19.

Selain PPPOMN, Badan POM juga memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 33 provinsi yang dilengkapi dengan fasilitas laboratorium terakreditasi. Beberapa di antaranya telah memiliki peralatan Real Time PCR (RT-PCR), sehingga dapat ditingkatkan kapasitasnya untuk melakukan pengujian COVID-19. UPT Badan POM yang telah melakukan pengujian spesimen dan hasil ektraksi spesimen COVID-19, yaitu Balai POM di Gorontalo (777 sampel), Balai Besar POM di Jayapura (41 sampel), Balai POM di Ambon (153 sampel), dan Balai Besar POM di Makasar yang mulai beroperasi melakukan pengujian spesimen pada 18 Mei 2020 (19 sampel).

Laboratorium BSL-2 Badan POM menyediakan uji spesimen COVID-19. (Dok. Badan POM)

Badan POM melalui 16 Balai Besar/Balai POM di daerah juga berkontribusi terhadap upaya penanganan COVID-19 bersama Pemerintah Daerah setempat dengan meminjamkan PCR atau alat pendukungnya. Ke-16 daerah tersebut adalah Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tenggara serta Lampung, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat. Selain itu, Balai Besar POM di Banda Aceh siap untuk bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam upaya percepatan pengujian spesimen COVID-19.

“Kami terus menjalin kolaborasi dan bekerja sama dengan WHO dalam mendukung percepatan pengujian COVID-19 dan melakukan peningkatan kapasitas pengujian bagi petugas laboratorium. Harapannya, fasilitas laboratorium ini dapat berkontribusi meningkatkan jumlah deteksi per hari pasien COVID-19 di Indonesia, yang pada akhirnya dapat memutus mata rantai penyebaran penyakit,” pungkas Penny.

351