Home Ekonomi Ganjar dan Istri Gowes 53 Km, Demi Ketemu Petani Milenial

Ganjar dan Istri Gowes 53 Km, Demi Ketemu Petani Milenial

Semarang, Gatra.com - Kumpulan petani muda yang tergabung dalam kelompok tani milenial Citra Muda Getasan Kopeng Kabupaten Semarang mampu menaikan penjualan hingga 300% di tengah pandemi Covid-19.

Mereka memasarkan sekitar 70 jenis sayuran organik secara online sehingga bisa menjangkau pasar, tidak hanya di Kabupaten Semarang, tapi di seluruh tanah air.

Keberhasilan kelompok tani milenial Citra Muda Getasan ini membuat penasaran Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.

Ganjar bersama istrinya Siti Atikoh pun dengan menggunakan sepeda balap, gowes bareng menuju Kopeng yang berjarak sekitar 53 km, Sabtu (6/6).

Berangkat dari rumah Dinas Gubernur Puri Gedeh Kota Semarang pukul 06.00 WIB tiba di Kopeng sekitar pukul 11.00 WIB.

Menurut Ganjar ingin melihat aktivitas petani muda itu secara langsung setelah bertemu dengan Ketua Kelompok Tani Citra Muda, Sofian Adi Cahyono pada Jumat (5/6).

“Tertarik dengan cerita mas Sofian sehingga saya datang ke Kopeng. Ternyata luar biasa, mereka petani muda kreatif dan inovatif sehingga bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19,” katanya.

Lebih lanjut Ganjar menyatakan, para petani muda itu merupa petani yang idiologis karena mempunyai komitmen tinggi dan terus berjuang untuk berhasil seperti sekarang.

Kelompok petani milenial ini, lanjutnya, telah membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian asalkan didasari kemauan, konsistensi, dan ketekunan, maka hasilnya akan berkualitas.

“Untuk menjadi seperti sekarang, ternyata prosesnya cukup lama, membutuhkan waktu 12 tahun. Mari semua anak muda bisa mengacu ke sini. Anak muda seperti mas Sofian ini akan kami jadikan champion untuk bisa menginspirasi anak muda lain di Jateng,” ujar Ganjar.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Citra Muda, Sofian Adi Cahyono, menyatakan saat ini anggotanya sebanyak 30 anak-anak muda usia 19-38 tahun. Di samping 18 kelompok tani dengan 400 petani lain yang menjadi mitranya.

"Produk kami adalah sayur organik. Ada 70 lebih jenis sayuran organik yang kami pasarkan secara online melalui media sosial,” kata dia.

Sayuran organik, lanjut Sofian digemari masyarakat pada pandemi Covid-19 sehingga penjualan meningkat hingga dratis mencapai 300%.

Peningkatan penjualan ini karena masyarakat memilih pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayur-sayuran organic yang tidak ada bahan kimia.

“Bila biasanya per bulan hanya mampu menjual antara 4-5 ton sayur organik, saat ini pandemi Covid-19 penjualan meningkat 300 persen menjadi 14-15 ton sayur organik per bulan,” ujar Sofian.

Mengenai alasan menjadi petani di usia muda, menurut Sofian, karena usaha tani sangat menguntungkan, pendapatan sangat besar, tidak kalah dengan profesi lainnya.

Prospek usaha pertanian yang menghasilkan bahan makanan cukup panjang sebab selama hidup manusia membutuhkan makanan.

“Penghasilan kami saat ini mencapai Rp300 juta per bulan, tidak tidak kalah dengan profesi lain,” kata Sofian.

1615