Jakarta, Gatra.com- Di tengah harga listrik yang melambung tinggi, Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi solusi, salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain ramah lingkungan, energi ini terbukti mampu mengurangi tarif listrik.
Apabila membahas PLTA, Indonesia tampaknya perlu belajar dari China. Negara Tirai Bambu tersebut memiliki PLTA terbesar di dunia, Three Gorges Dam. Bendungan yang terletak di Provinsi Hubei ini mampu menghasilkan kapasitas listrik 22.500 megawatt (MW).
Proyek ini berjalan sejak 1994 dan beroperasi penuh pada 2012. Pembangunan PLTA yang memiliki panjang 2.335 meter dengan tinggi mencapai 185 meter ini menghabiskan dana sekitar US$ 24 miliar.
Sebelumnya, ada beberapa kendala yang ditemui karena harus merelokasi 1,2 juta orang. Selain itu, muncul pertentangan dari ahli geologi karena proyek berisiko menimbulkan bencana. Terlebih lagi, berhembus kabar adanya pelanggaran hak asasi manusia. Namun, seiring berjalannya waktu persoalan tersebut dapat teratasi.
Kini, China patut berbangga dengan hasil kerja kerasnya. Bendungan yang memiliki 34 generator tersebut merupakan tipe bendungan gravitasi hidroelektrik. Pada 2014, bendungan tersebut menghasilkan 98,8 terawatt/jam (TWh). Selain memiliki daya listrik yang besar, adanya Three Gorges Dam, mampu mengurangi tarif listrik menjadi US$ 8 sen per kwh.
Keberhasilan China menjadi contoh bagi negara lainnya. Indonesia memiliki potensi besar, terdapat sungai besar di Provinsi Kalimantan Utara, Sungai Kayan. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kayan memiliki luas 36.993,71 km2 yang mengalir dari hulu di Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau. Sedangkan muaranya berada di Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan.
Dalam webinar pada Kamis (14/5), Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, apabila PLTA Kayan telah beroperasi, maka dapat menghemat tarif listrik menjadi US$6 sen per kwh. Bahkan angka ini lebih rendah dibandingkan tarif listrik paling murah di China.
“ Setelah Kayan bisa produksi, konon katanya kemarin info dari Pak Luhut bisa jadi US$ 4, tapi setelah kita hitung dengan pembanding lain itu bisa US$ 5-6," tuturnya.
Seperti diketahui, PLTA Kayan merupakan bentuk kerja sama antara China Power dengan PT Kayan Hydro Energy. Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menuturkan, proyek PLTA ini akan dibangun lima bendungan. Bendungan pertama menghasilkan 900 megawatt, bendungan kedua 1.200 megawatt, bendungan ketiga dan keempat masing-masing 1.800 megawatt, serta bendungan kelima sekitar 3.200 megawatt.