Home Politik NasDem Minta Pemprov DKI Tak Ragu Tutup Mal yang ‘Bandel’

NasDem Minta Pemprov DKI Tak Ragu Tutup Mal yang ‘Bandel’

Jakarta, Gatra.com – Situasi normal baru (new normal) telah membawa perubahan dalam protokol pelayanan publik. Pembukaan mall di DKI Jakarta yang dimulai Juni ini melahirkan pola adaptasi baru yakni layanan yang fokus pada keselamatan pengunjung. Selain itu penerapan protokol kesehatan ala new normal juga gencar diterapkan seperti penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan, dan serangkaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lainnya.

Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino mengatakan semua warga harus berdisiplin menyongsong normal baru. Ia mengingatkan jangan sampai pengoperasian atau pembukaan mal di Jakarta justru menambah jumlah kasus Covid-19 di ibu kota.

Ia mencontohkan bagaimana pembukaan kembali pasar tradisional menjelma menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. “Harus diantisipasi lonjakan pengunjung mal. Ada semacam euforia warga ibu kota untuk mengunjungi mal yang ditutup sejak pembatasan sosial berskala besar diberlakukan di Jakarta,” ujar Wibi dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Selasa (16/6).

Politikus muda itu mengatakan harus ada kesadaran dari masyarakat bahwa wabah Covid-19 belum berakhir dan bisa menyerang siapa saja. Menurutnya kedisiplinan terhadap protokol kesehatan tidak bisa ditawar. Bila perlu, aparat keamanan juga ikut aktif mengawasi semua mal.

“Konsistensi penerapan protokol kesehatan itu tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah membuat regulasi dan harus memastikan regulasi itu berjalan tegak lurus. Jangan dibuat untuk dilanggar,” katanya.

Legislator NasDem itu juga meminta kepada pihak pengelola mal untuk memastikan seluruh regulasi dijalankan secara baik. Ia juga mendorong Pemprov DKI menindak tegas jika masih ada mal yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Jangan ragu-ragu untuk menutup kembali. Pemprov tidak boleh tunduk kepada pengusaha mal nakal,” tegasnya. Wibi juga meminta fasilitas dan tenaga kesehatan turut diperhatikan dalam menghadapi masa PSBB Transisi di ibu kota. Hal itu untuk memastikan kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan jika ada lonjakan kasus positif Covid-19 di Jakarta.

“Kita harus pahami bahwa pembukaan mal di Jakarta bukan karena Covid-19 sudah bisa diatasi. Bagaimanapun juga arus lalu lintas dan masyarakat sulit dikendalikan,” pungkasnya.

62