Home Gaya Hidup Grojogan Sewu Tunggu Izin Buka dari Kementrian LH

Grojogan Sewu Tunggu Izin Buka dari Kementrian LH

Karanganyar, Gatra.com - Manajemen Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menanti izin buka dari Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sambil menanti perizinan turun, pengelola membenahi kawasan tersebut dan memasang fasilitas cuci tangan pakai sabun.

Saat ini, TWA Grojogan Sewu masih tutup sejak pandemi Covid-19. Beberapa obyek wisata milik pemerintah pusat juga sedang menunggu izin operasional seperti Candi Cetho, Candi Sukuh, Lawu Park, Sakura Hill, Pringgodani, Museum Daayu, Bumi Perkemahan Tahura dan jalur pendakian Gunung Lawu.

Pimpinan Pengelola TWA Grojogan Sewu dari PT Duta Indonesia Jaya (DIJ), Soekirdi mengatakan ingin segera menyesuaikan dengan obyek wisata lainnya yang sudah buka per Selasa (16/6).

"Kawasan ini di bawah wewenang Kementrian LH dan Kehutanan. Jadi, meski Pemkab Karanganyar sudah membuka seluruh obyek wisatanya, namun tidak untuk kawasan yang bukan kewenangannya. Termasuk Grojogan Sewu yang milik pemerintah pusat," katanya kepada wartawan di Karanganyar, Rabu (17/6).

PT DIJ telah menanyakan perihal perizinan buka ke instansi terkait. Namun sampai sekarang belum dijawab secara resmi.

"Kami berharap segera dibuka. Karena tutup sudah terlalu lama. Apalagi obyek wisata lainnya di Tawangmangu sudah dibuka pak Bupati Karanganyar," katanya.

Salah satu syarat pengajuan pembukaan adalah diterapkannya protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Sarana yang sedang dipasang seperti tempat cuci tangan, penggunaan masker, pengukur suhu dan pembatasan jarak. Ia sudah berkoordinasi dengan para karyawannya agar sering-sering menyemprot tangan dan benda-benda logam mulai loket sampai ke lokasi wisata. Pengunjung dan karyawan juga diwajibkan mengenakan masker.

"Untuk membeli karcis, ada garis jarak aman antar pengunjung. Nanti dalam pembukaan perdana, membatasi jumlah pengunjung maksimal 30 persen. Misalnya saat ramai biasanya 3.000 pengunjung, maka amannya hanya 1.000 orang saja yang boleh masuk," jelasnya.

Berdasarkan pantauan, karyawan sedang mengecat ulang papan pintu masuk utama. Beberapa pegawai lainnya sedang membuat tempat cuci tangan di sebelah pintu penjualan tiket.

 

166