Home Kebencanaan 17.800 Pelaku Pariwisata di Jateng Terdampak Pandemi Corona

17.800 Pelaku Pariwisata di Jateng Terdampak Pandemi Corona

Slawi, Gatra.com - Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul pandemi COVID-19. Sebanyak 17.800 pelaku di pariwisata di Jawa Tengah (Jateng) terdampak berhenti totalnya aktivitas pariwisata.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Jateng Sinung N. Rachmadi mengatakan, pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada ditutupnya tempat-tempat wisata, tapi juga berhentinya usaha-usaha penopang.

"Dari pendataan sementara, di Jateng pelaku pariwisata yang terdampak kurang lebih 17.800 orang, karena dirumahkan dan berhenti usaha," katanya, Sabtu (20/6)

Sinung mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memberikan jaring pengaman sosial berupa kebutuhan sembako kepada pelaku usaha pariwiata yang terdampak. "Sekarang dalam proses. Sudah kami ajukan untuk identifikasi dan verifikasi," ujar Sinung.

Sinung berharap pandemi COVID-19 bisa segera berakhir sehingga industri pariwisata kembali pulih. Saat ini, menurut Sinung, sejumlah tempat wisata sudah mulai bersiap untuk dibuka kembali di masa kenormalan baru dengan lebih dulu harus melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan.

"Menurunnya tren pandemi ini bergantung pada sikap dan perilaku masyarakat supaya tetap berdisplin menjaga jarak dan kebersihan. Memang merubah pola pikir manusia dalam suasana norma baru tidak mudah," ujarnya.

Sinung mengatakan, selama ditutup akibat pandemi, 90 persen tempat wisata kondisinya baik dan terawat karena pengelola tempat wisata memanfaatkan waktu selama tutup untuk melakukan pembenahan dan perawatan.

"Sedangkan yang tujuh persen dalam kondisi yang masih ditumbuhi tumbuhan liar, tapi saya kira yang tujuh persen ini bisa dibersihkan dalam waktu yang tidak lama. Dan yang tiga persen ada venue dan peralatan yang rusak, karena mereka perawatan venue sangat tergantung pada pihak lain dan spare part," ujar Sinung. 

213