Home Milenial Bagi Rapor Online, Cara MTSN Kabupaten Semarang Cegah Covid

Bagi Rapor Online, Cara MTSN Kabupaten Semarang Cegah Covid

Semarang, Gatra.com – Pengumaman laporan kelulusan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) Kabupaten Semarang dilakukan secara daring alias memberikan laporan rapor nilai siswa secara online.

Inovasi menggunakan teknologi digital ini sebagai langkah menghindari tatap muka atau kontak fisik saat pembagian rapor tahun ajaran 2019/2020 MTS, karena dalam masa pandemi Covid-19.

Sepanjang diketahui, jika pemanfaatan rapor secara online ini merupakan yang pertama kali diterapkan di Kabupaten Semarang, dan sampai saat ini baru dua yang menerapkan salah satunya ada di Magelang.

“Penyebaran virus Corona cukup tinggi maka kita terapkan rapor secara online, juga saat pengumuman kelulusan sebelumnya diterapkan sistem daring serupa,” kata Kepala Sekolah MTS Negeri Susukan Kabupaten Semarang Hidayatun, Senin (22/6).

Sistem ini ia terapkan sesuai dengan anjuran pemerintah jika diusahakan di lingkungan sekolah menghindari kerumunan, termasuk saat pembagian rapor dan kelulusan siswa.

“Pembagian rapor dilakukan melalui aplikasi komunikasi antara sekolah dengan orang tua berbasis jaringan,” katanya.

Efektifitas lainnya, segala bentuk komunikasi, baik konsultasi perkembangan siswa hingga informasi kegiatan belajar mengajar pun dilakukan tanpa tatap muka langsung.

“Kami manfaatkan aplikasi perpesanan WhatsApp, baik secara grup maupun pribadi. Termasuk pelaksanaan wisuda dan masa orientasi madrasah,” tuturnya.

Di tambahkan Wakil Kepala Kurikulum MTS Negeri Kabupaten Semarang Nur Kholis, secara teknis layanan daring pembagian rapor memakai sistem digital memanfaatkan Google Drive.

“Kami buat kontak center khusus yang terhubung ke google drive. Wali murid dapat mengakses dengan barcode khusus,” jelasnya.

Dari barcode itu, orang tua siswa bisa mengakses dengan memasukkan nomor induk siswa (NIS).

Pihaknya mengatur akses pemanfaatan Google Drive tersebut dengan termin, setiap hari hanya dibatasi maksimal 8 kelas dari total 21 kelas dengan jumlah siswa sejumlah 962 orang.

“Biar tidak down atau lelet,” singkatnya.

Thohir (40), salah satu wali murid kelas 8, mengakui jika mengakses sistem layanan daring dalam pengambilan raport yang diberlakukan sekolah tidaklah sesulit yang dibayangkan.

“Namanya juga orang tua, takut gaptek, tapi rupanya mudah ada panduannya. Sebelumnya juga ada sosialisasi ke wali murid dari sekolah melalui surat edaran resmi,” katanya.

725