Home Gaya Hidup Jokowi Akan Deklarasikan Hasil Kongres Kebudayaan Desa

Jokowi Akan Deklarasikan Hasil Kongres Kebudayaan Desa

Bantul, Gatra.com - Panitia Kongres Kebudayaan Desa yang dipusatkan di Desa Panggungharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan hasil kongres tersebut akan dideklarasikan oleh Presiden Joko Widodo. Berlangsung  pada 1-15 Juli, kongres ini menawarkan tatanan baru kehidupan berbangsa dan bernegara dari desa.
 
Dalam jumpa pers Kamis (25/6), Ketua Panitia Kongres Kebudayaan Desa Ryan Sugiarto menyatakan tujuan utama kongres yang akan diikuti perangkat dari 32 ribu desa se-Indonesia ini untuk menyusun tatanan baru ala desa.
 
"Ini merupakan respons dari kami atas perubahan norma dan paradigma kehidupan pasca-pagebluk Covid-19. Kongres ini tidak sekadar membahas new normal, namun lebih dari itu," katanya.
 
Melalui tema 'Membaca Desa, Mengeja Ulang I-N-D-O-N-E-S-I-A: Arah Tatanan Indonesia Baru dari Desa', kongres ini dijadwalkan secara daring dalam 20 webinar dengan tema berbeda bersama sekitar 90 narasumber.
 
Selain itu, panitia menggelar survei yang melibatkan 20 ribu koresponden di 32 ribu desa untuk mengetahui imajinasi warga desa tentang arah pembangunan Indonesia.
 
"Gagasan kongres kebudayaan desa lahir dari pengalaman warga bangsa yang tumbuh dan berkembang di desa Nusantara selama ratusan tahun. Inilah yang kemudian akan kita baca lagi untuk mengeja ulang I-N-D-O-N-E-S-I-A," lanjut Ryan.
 
Menurut dia, rumusan tata nilai kehidupan baru masyarakat dan pemerintahan desa di masa pandemi Covid 19 akan dideklarasikan oleh Presiden Jokowi pada 15 Agustus.
 
Melalui deklarasi oleh presiden, menurut Ryan tatanan baru ala desa ini menempati posisi yang strategis sekaligus mengundang tantangan besar dalam penerapannya di desa-desa lain.
 
Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, menyatakan terjadi perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan paradigma kehidupan selama pandemi Covid-19.
 
"Ini disebabkan adanya arus balik dari masyarakat perkotaan ke desa dan menetap dalam jangka waktu cukup lama," jelasnya.
 
Dengan kondisi ini, Wahyudi mengatakan desa telah membuktikan ketangguhannya untuk menopang kehidupan warga kota yang kehilangan kehidupan formalnya. 
 
Apalagi desa telah menyumbangkan berbagai sumber dayanya, baik manusia maupun sumber daya alamn, untuk menjaga kemanusiaan selama pandemi Covid-19.
 
"Pranata kebudayaan desa menjadi faktor utama. Kekeluargaan menjadi puncak relasi bidang sosial. Saling membantu di tengah keterbatasan adalah bentuk relasi ekonomi. Musyawarah bentuk tertinggi (relasi) bidang politik. Saat pandemi ini tidak ada satupun kekuatan dominan," katanya.
 
Wahyudi berharap rumusan Kongres Kebudayaan Desa akan menjadi rujukan bagi desa se-Indonesia untuk menentukan arah baru pembangunan desa dan masyarakatnya.
226