Home Ekonomi Korban PHK di KBB akan Diberi Lahan untuk Bertani

Korban PHK di KBB akan Diberi Lahan untuk Bertani

Bandung, Gatra.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah mempersiapkan solusi bertambahnya jumlah pengangguran akibat pandemi COVID-19. Salah satunya mendorong buruh korban pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk bertani. 

Diketahui, pandemik COVID-19 memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan. Di Kabupaten Bandung Barat, tercatat sekitar 5.773 buruh diberhentikan.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) KBB, Heru BP mengatakan pekerja yang di-PHK, nantinya akan diberikan lahan pertanian seluas 2 hektare. Lahan tersebut mesti digarap oleh satu kelompok tani yang terdiri dari 25 orang. 

"Untuk memberdayakan masyarakat KBB yang terkena PHK, Bupati Bandung Barat tengah menggulirkan program memanfaatkan lahan. Korban PHK nanti akan didorong jadi petani," ujar Heru, Kamis (25/6). 

Mengenai ketersediaan lahan, Dinas Pertanian bakal memanfaatkan sejumlah lahan tidur di KBB. Target awal, akan dicoba di lahan perkebunan milik PTPN VIII seluas 10 hektare. 

Heru menjelaskan, sebelum bertani, para buruh korban PHK itu akan diberi pelatihan bertani. Mereka juga akan dibekali bantuan pupuk, benih, dan pemasaran hasil tani. 

"Saat ini dalam proses usulan pemanfaatan lahan perkebunan PTPN VIII, setelah itu baru dibuat MoU antara bupati dengan Kementerian Perdagangan," tambahnya. 

Ditanya mengenai dampak COVID-19, terhadap sektor pertanian, Heru mengatakan, sempat mengalami masa kritis di fase awal lantaran terganggu pemasaran. 

"Umur sayuran kan paling bertahan tujuh hari, diawal COVID-19 pemasaran sempat terganggu," kata Heru 

Ia menambahkan, masa kritis tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya, kegiatan pertanian masih berlangsung dan dijalankan oleh para petani dengan baik hingga saat ini.

"Awal ramadan sempat terjadi penurunan, namun dua pekan kemudian semuanya kembali normal tidak terlalu berdampak signifikan," katanya.

Heru menyebut, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk tetap mengoptimalkan pemasaran hasil produksi petani disaat pandemi COVID-19 merebak di sejumlah daerah di Indonesia khususnya di Kabupaten Bandung Barat.

"Salah satunya dengan melakukan pengemasan yang optimal. Hal itu dilakukan agar sayuran tersebut mempunyai daya tahan yang lebih lama,"katanya.

Sementara itu, pihaknya pun mendorong para petani untuk memasarkan hasil pertanian melalui sistem penjualan digital. Ia menilai hal tersebut relevan untuk saat ini.

"Di era modern saat ini, digitalisasi pemasaran akan kita dorong dalam waktu dekat agar petani di KBB mampu mengimbangi berkembang zaman," katanya. 

199

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR