Home Ekonomi Rahasia Isuzu Masih Dilirik Ketika Pasar Otomotif Ambruk

Rahasia Isuzu Masih Dilirik Ketika Pasar Otomotif Ambruk

Jakarta, Gatra.com - Pasar otomotif nasional masih meriang. Dibandingkan tahun lalu, volume pasar nasional jatuh hingga 40%. Dari 434.466 unit ke 260.664 unit dalam periode Januari-Mei. Kondisi lebih parah dialami segmen mobil komersial yang memang sangat rentan terhadap krisis ekonomi.

Catatan Isuzu, penjualan Januari - Mei, turun 28% jadi 6.792 unit dari periode tahun lalu yang tercatat 9.416 unit. Isuzu menawarkan produksnya di tiga segmen yaitu Medium truck, light truck dan pickup. Menariknya meskipun volume penjualan menyusut, namun market share Isuzu justru tumbuh. Seperti di segmen light truck, Isuzu Elf tumbuh 1,5% dan medium truck, Isuzu Giga naik 3,6 persen. Kenaikan signifikan terjadi di pangsa pasar pickup Isuzu Traga dari 14,9% naik sampai ke 24,8%.

Rahasia kenaikan pangsa pasar ini berkat strategi yang dipilih PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) untuk lebih fokus melayani konsumen dari industri logistik dan e-commerce. Industri logistik tumbuh selama pandemi dan membutuhkan lebih banyak kendaraan pendukung.

“Kami optimis bisnis kami tumbuh karena jadi komponen dari bisnis-bisnis yang tumbuh selama era pandemik seperti logistik dan e-commerce,“ kata Attias Asril, General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dalam jumpa media virtual, Jumat (26/6).

Meskipun begitu, Isuzu memprediksi pertumbuhan volume penjualan sepanjang tahun ini akan tetap minus, lebih kecil dari periode yang sama tahun lalu.  “Bagi kami yang penting begitu roda bisnis bergerak, akan tercipta peluang bagi kendaraan komersial untuk berkembang. Yang kami pantau sejauh mana pergerakan bisnis ini setelah masa transisi berakhir,” tambahnya. Awal tahun ini Isuzu menargetkan penjualan sebanyak 28.500 unit, meningkat sekitar 5.000 unit dibanding realisasi tahun lalu yang mencapai 23.000 unit.

“Tahapan new normal kalau istilahnya Pak Ernando (Ernando Demily. President Director. PT. IAMI- red) , kita lagi pit stop. Tapi kita tidak tahu di medan pertempurannya seperti apa saat kita keluar lagi. Maka diperlukan pendekatan lebih gesit, kemudian kemampuan market intelegen juga harus lebih tajam. Karena saat ini semua sedang mengamati apa yang akan terjadi kemudian,” papar Attias.

Salah satu skenario IAMI untuk masuk ke new normal adalah memetakan kembali segmentasi pasar. Termasuk perubahan perilaku usaha dimana penjualan dan layanan after sales multi channel sepertinya akan menjadi lumrah. Dan peran digitalisasi akan semakin menentukan. 

 


 

179