Home Ekonomi Toko Bersama Gerakan Dukung UKM saat Normal Baru

Toko Bersama Gerakan Dukung UKM saat Normal Baru

Jakarta, Gatra.com- Siapkan toko dan warung tradisional di periode persiapan normal baru, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI) serta Coca-Cola, dan QASA inisiatif “Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)”.

“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit," jelas Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di Jakarta, Senin (28/6). Ia berharap "Gerakan Toko BERSAMA” ini dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha Toko atau Warung di tanah air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat.

Cara ini, menurutnya, sebagai salah satu solusi untuk bertahan di saat krisis. Juga meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko maupun warung tradisional untuk bersiap memasuki kenormalan baru diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat dan aman.

Gerakan ini akan menjadi konsorsium sosial dari perusahaan-perusahaan swasta yang dikelola secara independen. “Kami menyambut baik kolaborasi ini sebagai bukti nyata sinergi antara dunia usaha, pemerintah dan universitas dalam rangka memberdayakan UMKM, khususnya peritel tradisional," kata Ketua UKM Center FEB UI, T.M. Zakir Sjakur Machmud, Ph.D.

Zakir menjelaskan, sektor ritel merupakan salah satu kontributor penting terhadap pembentukan PDB nasional yang menyerap tenaga kerja cukup banyak. "Oleh karena itu, sesuai dengan kapasitas kami, kami siap membantu mensukseskan gerakan ini demi terwujudnya Indonesia yg lebih baik,” ia menegaskan.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Call Center Kemenkop UKM terdapat 236.980 UMKM terdampak. Dimana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33%.

Permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan ataupun permintaan menurun. Juga permodalan dan distribusi terhambat, hingga sulitnya bahan baku

 

79