Home Ekonomi Hari Raya saat Pandemi Tak Dongkrak Daya Beli di Sumsel

Hari Raya saat Pandemi Tak Dongkrak Daya Beli di Sumsel

Palembang, Gatra.com – Situasi pandemi Coronavirus Disease (Covid19) mempengaruhi daya beli masyarakat. Meski pada bulan lalu, terdapat perayaan hari raya Idul Fitri, namun Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel menyatakan daya beli mengalami penurunan di situasi pandemi saat ini.

Kepala BPS Sumsel, Endang Triwahyuningsih mengatakan pada bulan Mei lalu, Sumsel mengalami inflasi 0,2%. Kondisi inflasi itu hampir sama dibandingkan bulan sebelumnya, pada April. “Inflasi Sumsel sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional, 0,18%. Secara tahun kalender sebesar 1,13% dan dibandingkan inflasi tahun lalu pada waktu yang sama yakni 1,72%,” katanya dalam konfrensi pers yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (1/7).

Situasi yang sama juga terjadi di kota Palembang yang mengalami inflasi 0,19% sedangkan inflasi Lubuk Linggau, tercatat lebih tinggi yakni mencapai 0,31%. Tingkat inflasi terpengaruh oleh daya beli masyarakat.

baca juga :https://www.gatra.com/detail/news/480655/ekonomi/harga-jeruk-dan-tiket-pesawat-naik-jateng-inflasi-007-

Dikatakan Endang, pada tahun 2020 menjadi situasi yang tidak normal. Biasanya saat menyambut hari besar keagamaan, seperti halnya Ramadan, Idul Fitri, natal atau tahun baru, tingkat inflasi mengalami peningkatan. Pada saat hari raya Idul Fitri, pada Mei lalu, tingkat inflasi ternyata tidak terlalu besar. “Malah pada April sempat mengalami deflasi, Mei sempat naik 0,16%. Inflasi bulan lalu sangat kecil dibandingkan dengan Juni atau Juni dua tahun lalu,” ujarnya.

Adapun penyumbang inflasi di kota Palembang tertinggi di antaranya pada sektor makanan, minuman dan tembakau dengan komoditas daging ayam ras, telur ayam ras. “Kontribusi harga daging ayam cukup besar yakni mencapai 0,23%, sementara pada bulan lalu, harga bawang putih dan cabe malah anjlok turun,” ungkapnya.

Sementara untuk kenaikan harga vitamin atau sektor kesehatan tidak berkontribusi cukup besar atau hanya sekitar 0,05% di Palembang dan 4,8% di kota Lubuk Linggau.

121