Home Kebencanaan Musim Kemarau, Temanggung Rawan Kekeringan

Musim Kemarau, Temanggung Rawan Kekeringan

Temanggung, Gatra.com - Sebanyak 13 wilayah dari total 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung masuk kategori rawan bencana kekeringan. Hal tersebut merupakan hasil pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Djoko Prasetyono mengatakan, hasil pemetaan tahun 2020 ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, di mana waktu itu kekeringan terjadi di 50 desa dan ada 8.095 kepala keluarga (KK) terdampak. Kekeringan mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan air bersih, termasuk untuk pengairan lahan pertanian.

"Hasil pemetaan untuk wilayah rawan kekeringan masih sama dengan tahun 2019 lalu, di mana waktu itu ada 13 kecamatan, 50 desa dengan bantuan air bersih sebanyak 7 juta liter. Dari 13 kecamatan itu adalah Kaloran, Kandangan, Kranggan, Pringsurat, Selopampang, Jumo, Tlogomulyo, Kledung, Gemawang, Candiroto, Bulu, Kedu, Tembarak," katanya Rabu (1/7).

Selain kekeringan, pihaknya juga mewaspadai kemungkinan adanya bencana kebakaran hutan. Sebagaimana terjadi tahun 2018 dan 2019 yang melanda hutan Gunung Sumbing dan Sindoro.

Meski saat ini masih di masa pandemi Covid-19, namun penanganan bencana alam maupun non alam juga tetap akan diprioritaskan tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Namun demikian, ia enggan menyebutkan soal besaran anggaran untuk kebencanaan di mana telah ada refocusing untuk penanganan Covid-19, tapi dipastikan Pemkab Temanggung tetap mengalokasikan dana untuk menghadapi musim kemarau.

Untuk penanganan Covid-19 DPRD Temanggung sebelumnya telah menyetujui anggaran sebesar Rp 84 miliar dari usulan pihak eksekutif sebesar Rp 92,8 miliar.

"Informasi dari BMKG, di bulan Juli dan Agustus curah hujan di Temanggung di bawah normal, intensitasnya 21 sampai 50 mm, kalau ada hujan ya sedang. Jadi sekarang berangsur-angsur memasuki musim kemarau. Ke depan kita akan membuat biopori untuk menampung air bersih di bawah tanah,"katanya.

Djoko pun mengajak masyarakat untuk bisa mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau yang telah mulai sejak bulan Juni dan diperkirakan berlangsung sampai September. Meski informasi dari BMKG kemarau tahun 2020 tidak akan sepanjang seperti tahun 2019, tapi warga diminta untuk mempersiapkan tandon air.

344