Home Kesehatan Produksi Vaksin, Menunggu Langkah ‘On The Track’ Pemerintah

Produksi Vaksin, Menunggu Langkah ‘On The Track’ Pemerintah

Produksi Massal Vaksin Covid-19, Ujian Konsistensi Pemerintah

Oleh: Wibisono*

Langkah mana yang paling konkret untuk produksi vaksin di indonesia?. Apa menggandeng Cina?, Bill Gates atau UEA?. Berita ini harusnya bisa dijelaskan oleh pemerintah dengan tepat kepada publik agar tidak ada kesan para pejabat atau lembaga negara itu jalan sendiri-sendiri.

 

Pemerintah Indonesia terus berupaya membuat vaksin atau obat penanggulangan virus corona (Covid-19). Kita apresiasi langkah maju tersebut namun akhir-akhir ini publik dipertontonkan dengan ketidak konsistenan pernyataan beberapa pejabat dalam hal produksi vaksin.

Penulis turut mengamati dan memonitor langkah konkret pemerintah dalam mengatasi pandemi virus ini. Mulai penerapan PSBB hattrick (3 kali perpanjangan) berlanjut PSBB Transisi di DKI Jakarta yang telah diperpanjang lagi 14 hari ke depan. Penerapan new normal pun tampaknya gagal, ini sesuai prediksi para pakar dan ahli dari lokal dan luar negeri bahwa semua akan gagal apabila masyarakat tidak disiplin dalam mentaati peraturan PSBB untuk tetap social distancing (jaga jarak) dan memakai masker, akhir-akhir ini masyarakat beraktivitas kembali seperti tidak ada apa apa, ini bahaya!.

Faktanya, beberapa negara telah gagal menerapkan aturan new normal seperti: Cina, Korea, Italia dan AS. Negara tersebut saat ini melakukan lockdown ulang. Indonesia jelas punya tantangan, karena pakar virus sudah memprediksi masuknya fase gelombang kedua pandemi virus corona yang sudah bermutasi 10 kali lipat dari virus yang pertama di Wuhan, Cina. Beberapa wilayah seperti di Jawa Timur dan Kota Surabaya sudah memasuki zona hitam, dan secara nasional kurva pasien positif Covid-19 mengalami peningkatan signifikan.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan akan memproduksi vaksin corona, PT Bio Farma (Persero) selaku induk holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor farmasi menggandeng Cina untuk mengembangkan vaksin virus Covid-19 di dalam negeri. Saat ini perseroan sudah melakukan koordinasi dengan salah satu lembaga di negeri tirai bambu yakni Sinovac. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR secara virtual pada 21 April 2020, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan lembaga tersebut menyambut baik rencana tersebut dan segera menyusun skema kolaborasi.

Setelahnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Indonesia melalui PT Bio Farma telah terlibat dan bekerja sama dengan Melinda Gates melalui Gates Foundation untuk membuat vaksin Covid-19. Pernyataan Sri Mulyani diungkapkan saat dalam acara Town Hall Meeting lintas pegawai Kemenkeu yang disiarkan secara langsung pada akun YouTube Kementerian Keuangan pada 19 Juni 2020.

Sri Mulyani mengatakan apabila vaksin bisa diproduksi secara cepat, kemungkinan ekonomi bisa dipulihkan lebih besar. Namun apabila vaksin lama diproduksi, maka pemulihan ekonomi juga pasti akan berjalan lebih lama.

Selanjutnya kita dikagetkan lagi dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bahwa Pemerintah Indonesia melalui PT.Bio Farma (Persero) dalam waktu dekat akan memproduksi vaksin Covid-19. Saat ini pemerintah RI dengan Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), terang Luhut, telah serius mengembangkan vaksin Covid-19.

Menko Luhut mengatakan dirinya diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo agar produksi dari vaksin tersebut bisa dilakukan di Indonesia. Di sisi lain, gayung pun bersambut dimana Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Mohammad Bin Zayed Al Nahyan meminta agar Indonesia menjadi negara pertama yang bekerja sama dengan UEA dalam produksi vaksin Covid-19.

Luhut mengaku sudah melakukan video call ketiga kali dengan pihak Abu Dhabi. Mereka mengatakan telah bekerja sama dengan Tiongkok untuk pengembangan tahap ketiga vaksin Covid-19. Dengan kata lain, Indonesia didorong jadi produsen vaksin Covid-19 yang dikembangkan dari riset Abu Dhabi dan Tiongkok. Finalisasi akan dilakukan di Indonesia dan langsung produksi. Pernyataan itu disampaikan Luhut dalam sesi wawancara dengan awak media di Media Holdings, di Kantor Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Jakarta, pada 30 Juni 2020.

Terlihat dari pernyataan di atas, kelihatan pemerintah Indonesia sedikit panik dan galau. Pemerintah bertujuan untuk membuat masyarakat tenang dan memberi harapan tetapi justru sebaliknya, masyarakat menunggu dengan cemas dan penuh ketidakpastian terhadap kemajuan vaksin ini.

Lalu langkah mana yang paling konkret untuk produksi vaksin di indonesia?. Apa menggandeng Cina?, Bill Gates atau UEA?. Berita ini harusnya bisa dijelaskan oleh pemerintah dengan tepat kepada publik agar tidak ada kesan para pejabat atau lembaga negara itu jalan sendiri-sendiri. Ini belum termasuk riset dan rencana produksi massal vaksin corona yang telah dirilis Badan Intelijen Negara (BIN) dan Universitas Airlangga (Unair), LIPI, BPPT dan lembaga lainnya.

Kita berharap pemerintah harus konsisten dalam mengumumkan pernyataan tentang produksi vaksin. Dan merilis pernyataan ke publik secara hati hati, karena dunia akan menilai keseriusan Indonesia dalam penganggulangan pandemi ini. Terlebih saat ini Indonesia dituding sebagai episentrum baru penyebaran virus Covid-19 ini.

Terakhir pemerintah juga harus mengakomodir temuan obat herbal dan tradisional yang berkembang di masyarakat dan memberi ruang dan kesempatan bagi semua pakar untuk meriset hasil temuan mereka. Jangan meremehkan obat herbal karena terbukti di Cina sebanyak 92 % penyembuhan pasien positif corona berhasil dengan menggunakan obat tradisional (herbal) mereka.

*Penulis Pengamat Kebijakan Publik dan Pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN)

443