Home Ekonomi Mengoptimalkan Potensi Industri Gim di Masa Pandemi Covid-19

Mengoptimalkan Potensi Industri Gim di Masa Pandemi Covid-19

Industri gim menjadi andalan di masa pandemi Covid-19. Potensi pengembangannya memiliki nilai bisnis yang menggiurkan. Pada 2017, pengembang aplikasi dan gim berkontribusi 1,93 persen terhadap PDB sektor ekonomi kreatif Indonesia atau sebesar Rp19.115,1 miliar. Tantangan baru di depan mata.

 

GATRA Review – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk mengoptimalkan potensi industri gim Indonesia di tengah masa pandemi. Direktur Industri Kreatif, Film, Televisi dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf, Syaifullah mengatakan bahwa industri gim mengalami perkembangan yang cukup signifikan di tengah pandemi Covid-19.

“Berbeda dengan industri parekraf lain yang terdampak pandemi Covid-19, menurut data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Game Indonesia (AGI), pertumbuhan pengembang gim di Indonesia naik 10-20 persen di tengah pandemi lantaran lonjakan penggunaan platform digital di kalangan masyarakat, khususnya para penggemar gim,” ujar Syaifullah saat mengisi Webinar Seri Ngobrol Parekraf dengan tema “Potensi Besar Industri Gaming di Indonesia” pada penghujung Juni lalu.

Direktur Industri Kreatif Film, Televisi dan Animasi, Syaifullah menjelaskan industri gim di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing dalam pasar internasional. Pada 2017, pengembang aplikasi dan gim berkontribusi 1,93 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif Indonesia atau sebesar Rp19.115,1 miliar. “Sektor ini juga dapat menyerap 44.733 tenaga kerja pada subsektor aplikasi dan game developer pada tahun yang sama,” katanya.

Meski demikian Syaifullah membeberkan keberadaan industri gim bukan berarti tanpa masalah. Pembajakan, keamanan siber, serta pemerataan akses telekomunikasi masih menjadi kendala yang dihadapi industri tersebut. Saat ini, Asosiasi Game Indonesia (AGI) bersama LIPI dan Kominfo sedang melakukan riset nasional untuk mengetahui kondisi terbaru dari ekosistem industri gim Indonesia, karena ketersediaan data yang akurat menjadi poin penting bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan yang tepat untuk pengembangan ekosistem gim nasional.

Berbagai dukungan tetap dilakukan supaya industri gim di Indonesia lebih berkembang. Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan berbagai inisiatif strategis untuk menunjang industri gim meroket dari tahun ke tahun dan menjadikan gim lokal sebagai tuan rumah di industri gim nasional. Salah satunya dengan jalan menghadirkan skema insentif.

Selain itu berbagai gelaran acara gim juga dilakukan. Misalnya gelaran Piala Presiden Esports pada Februari 2020 serta inisiatif ‘GELORA 2020’ (Game Lokal Kreasi Indonesia) yang sedang dilaksanakan dan mendapat sambutan hangat masyarakat.

“Kita banyak menyaksikan talenta dan konsep orisinil game developer lokal yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain mendapatkan dukungan pemerintah, kami juga sudah melihat beberapa perusahaan besar mulai serius menggarap sektor gim dengan menjadi sponsor beberapa tim eSports di Indonesia. Hal tersebut merupakan sinergi yang baik agar ekosistem industri gim semakin matang,” katanya.

Presiden Indonesia Esports Premier League (IESPL), Giring Ganesha, menambahkan eSports juga bisa menjadi profesi yang menjanjikan bagi generasi muda yang akrab dengan perkembangan teknologi. Giring menyebutkan sektor eSports di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

“Industri gim di Indonesia semakin diakui eksistensinya. Data dari IESPL di 2019 menunjukkan Indonesia menempati peringkat 12 di pasar gim dunia dengan total pemain gim aktif sebanyak 62,1 juta orang. Secara keseluruhan di tahun 2019 industri ini menghasilkan pendapatan sebesar 1,04 miliar dolar AS,” ujarnya.

Giring menyampaikan tiga alasan yang membuat eSports populer di kalangan masyarakat. Pertama, shifting from PC to mobile yang menunjukkan pergeseran tren penggunaan gim ke perangkat yang lebih praktis dan simpel yakni telepon genggam.

Kedua, shifting from single to multiplayer, yang berarti peminat gim sekarang lebih memilih untuk memainkan gim yang bermode multipemain karena dapat membangun semangat kebersamaan. Ketiga, shifting from playing to watching, yang dilakukan oleh peminat gim untuk menonton pemain memainkan strategi penyelesaian gim melalui berbagai platform digital.

“Pengembang gim seperti Agate, yang berasal dari Bandung berhasil merilis gim ‘Valthirian Arc: Hero School Story’ dan mampu meraih pemasukan sebesar 1 juta dolar AS. Jenjang karir eSports pun tak kalah hebatnya, banyak sekali pemain eSports bertalenta yang sudah mengharumkan nama bangsa seperti Rizki Faidan yang berhasil meraih juara pertama dalam ajang PES LEAGUE ASIA FINALS 2019, dan terkenal sebagai salah satu atlet eSports ternama di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Giring juga menilai dukungan pemerintah terhadap industri gim selama ini sudah cukup baik, terlihat dari penyelenggaraan kompetisi eSports yang secara rutin dilakukan pemerintah seperti kompetisi Piala Presiden Esports 2019 dan 2020.

“Saat ini atlet gim tanah air memiliki potensi besar untuk membawa nama baik Indonesia ke tingkat internasional, sama halnya dengan atlet olahraga lainnya. Impian kami semua di IESPL adalah untuk melihat semakin banyak atlet eSports menjadi juara mewakili Indonesia di atas panggung kompetisi eSports internasional dan melihat bendera merah putih berkibar dengan iringan lagu Indonesia Raya,” pungkas Giring.

540