Home Ekonomi Nojorono Siasati Pandemi dengan Produk Baru

Nojorono Siasati Pandemi dengan Produk Baru

Jakarta, Gatra.com – PT Nojorono Tobacco International, segera meluncurkan rokok kretek teranyar di kelas Sigaret Kretek Tangan (SKT). Produk yang segera dirilis saat pandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19 ini, berlabel Minak Djinggo Rempah.

Managing Director PT Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com di Jakarta, Jumat (3/7), menyampaikan, ini merupakan terobosan untuk menyikapi imbas pandemi Covid-19.

"Ini berawal dari keinginan PT Nojorono Tobbacco International untuk menjamin keberlangsungan lapangan kerja dan terus bergeraknya roda ekonomi masyarakat di tengah pandemi," katanya.

Arief menjelaskan, tipe SKT dipilih karena mampu menyerap banyak tenaga kerja, sehingga dampaknya akan lebih terasa. Produk ini menyasar seluruh kalangan masyarakat, dengan memperhitungkan potensi pasar milenial yang berkarakter unik dan kuat, namun tetap menginginkan harga terjangkau.

Sementara itu, Project Manager Minak Djinggo Rempah, Daniel Halim, mengatakan, riset yang dilakukan oleh tim untuk memproduksi produk ini relatif singkat dibandingkan dengan riset yang biasa dilakukan. Riset dilakukan sekitar 2,5 bulan untuk mengembangkan ramuan warisan turun temurun yang dimiliki Nojorono sejak tahun 1932 dan melahirkan sebuah cita rasa rokok yang khas.

"Layaknya asupan kaya rempah, yang kaya manfaat, Minak Djinggo Rempah diramu istimewa dengan jahe, sereh, secang kayu manis, dan berbagai rempah lainnya sehingga menghadirkan sensasi hangat dan aroma yang menyegarkan,” ujar Daniel.

Nojorono membuat terobosan produk karena pandemi Covid-19 sangat berdampak pada industri tembakau. Sesuai data Nielsen, industri rokok di sepanjang Januari-Februari 2020 turun sekitar 3,8% dibandingkan periode sama tahun 2019 lalu.

Pendapatan semasa pandemi di perusahaan produsen rokok terbesar kelima di Indonesi ini pun sedikit terkoreksi, meski tidak sebesar penurunan industri. Selain itu, kenaikan pita cukai pun memberi pengaruh.

"Tapi walaupun kondisi ekonomi sedang kurang baik saat ini, kami terus berusaha keras agar jangan sampai terjadi pemutusan kerja. Sebab bagi kami karyawan adalah aset yang sangat berharga," kata Arief.

Sedangkan untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru, SAR CoV-2, Nojorono memberlakukan protokol kesehatan yang cukup ketat bagi para pekerjanya. Seperti adanya Satgas Covid-19, membuat protokol kesehatan untuk menjaga agar tidak terjadi penularan virus.

Menurut Arief, pegawai yang masuk kerja pun harus terlebih dahulu harus melalui cek suhu, cuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, dan mendapatkan suplemen vitamin C.

“Salah satu sektor yang cukup merasakan imbasnya di industri tembakau yaitu para buruh linting. Pekerja yang sehari-hari mengandalkan hidup sepenuhnya dari melinting," ujarnya.

Sebagian besar dari mereka, lanjut Arief, adalah ibu-ibu yang menjadi tulang punggung kehidupan keluarganya. Untuk itu, Nojorono memutuskan perlu melakukan suatu terobosan agar nasib para buruh linting ini dapat terselamatkan.

803