Home Ekonomi Selama Pandemi, Dana Desa Terserap Rp4,9 Triliun

Selama Pandemi, Dana Desa Terserap Rp4,9 Triliun

Sleman, Gatra.com - Hingga 4 Juli 2020, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) menyalurkan dana desa (DD) sebesar Rp4,9 triliun. Angka itu terbagi untuk program Padat Karya Tunai Dana Desa (PKTD) sebesa Rp1,8 T dan program Desa Tanggap COVID-19 sebanyak Rp3,1 triliun.
 
"Dalam kebijakan desa termutakhir yang disusun sesuai kondisi nasional saat ini, terutama pandemi, Permendes PDTT No 7/2020 memprioritaskan DD yang nilainya Rp950 juta per tahun per desa untuk jaring pengaman sosial (JPS)," kata Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (11/7).
 
Ia menjelaskan JPS tersebut berupa Padat Karya Tunai Dana Desa (PKTD), Desa Tanggap COVID-19, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.
 
Halim hadir di UNY untuk menerima gelar Doktor Honoris Causa. Pidatonya yang berjudul Kebijakan Strategis Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian Desa. Ia menegaskan dari Januari sampai 4 Juli, PKTD telah menyerap anggaran DD sebesar Rp1,8 triliun. PKTD yang sudah dibiayai ini meliputi 544.517 pekerja, di antaranya 36.204 pekerja perempuan, 260.069 anggota keluarga miskin, 246.770 penganggur, serta 5.611 kelompok marjinal lainnya.
 
"Selama pandemi ini, PKTD disusun ulang guna menurunkan kemiskinan perdesaan secara signifikan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini harus dijalankan tanpa syarat keahlian, memprioritaskan pekerja dari golongan miskin, pengangguran, dan kelompok marjinal lainnya, dengan komposisi upah tenaga kerja melebihi komponen lainnya," katanya.
 
Ia menegaskan PKTD telah membantu penganggur yang kembali ke desa dan menjadi salah satu amunisi menjelang kebangkitan ekonomi desa, yang dimulai dari wisata desa, produksi pertanian, diikuti sektor ekonomi lainnya.
 
Sedangkan untuk BLT DD, Mendes mengatakan sepanjang April-Mei pihaknya telah menindaklanjuti sebanyak 1.129 aduan BLT DD, 2.113 aduan jaring pengamanan sosial lainnya, 282 aduan dana desa, serta 18 jenis aduan lainnya.
 
"Aduan didominasi penyaluran BLT secara nontunai, akibat ketidaksiapan administrasi perbankan dalam menambah ratusan ribu nasabah baru dalam beberapa hari. Ini kami respons dengan memperbolehkan penyaluran BLT secara tunai," ungkapnya.
 
Terkait pembentukan Relawan Desa Lawan Covid-19, per 4 Juli Mendes menyatakan telah terbentuk di 64.793 desa, mencakup 1,87 juta relawan. Mereka mendata 119.27 warga rentan sakit, mendata keluarga penerima BLT DD, dan menegakkan protokol kesehatan. 
 
"Sebesar Rp3,1 T dari DD telah dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan Desa Tanggap Covid-19," katanya.
 
Kegiatan itu antara lain sosialisasi hidup sehat di 58.788 desa, pengadaan masker di 38.799 desa, tempat cuci tangan pada 55.661 desa, penyemprotan disinfektan di 56.888 desa, pendirian Pos Gerbang Desa di 50.537 desa, pendataan pada 805.479 pemudik dan pendatang lainnya. 
 
Kemudian ada 21.149 yang mendirikan tempat isolasi, berkapasitas 84.596 unit tempat tidur dimana sudah ada 188.787 ODP yang menggunakan fasilitas swadaya ini. Hasilnya teruji efektif, di mana dari 62.142 orang positif Covid-19 pada 4 Juli 2020, hanya 909 orang yang berasal dari desa.
 
"Menyongsong rebound ekonomi kami akan menyiapkan Bumdes agar memelihara prasarana dan sarana wisata desa, menyiapkan kerja sama dan permodalan bagi petani dan nelayan untuk produksi, serta menyiapkan digitalisasi Bumdes," kata Mendes.
 
Perhatian terhadap Bumdes ini menurut Halim agar Bumdes leluasa bekerjasama dengan pihak lain, dan swasta meyakini kredibilitas Bumdes yang diajak bekerjasama. Sehingga mulai tahun ini Kemendes PDTT akan mengeluarkan nomor registrasi Bumdes yang berlaku tahunan.
216