Kupang, Gatra.com - Menghadapi ajang Pilkada serentak 9 Desember 2020 yang akan datang, Partai Nasdem NTT mencalonkan Kristina Muki, sebagai calon Bupati Timor Tengah Utara ( TTU). Kristina Muki adalah istri Bupati TTU, Ray Fernandez yang juga Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi NTT.

“Untuk Pilkada ini, Partai Nasdem ikut mencalonkan Kristina Muki. Dia akan berpasangan dengan Yoseph Tanu. Saat ini sementara diproses restu, SK DPP Partai Nasdem. Saya optimis SK nya akan turun sebelum proses pendaftaran di KPU ,” kata Ketua DPC Partai Nasdem TTU, Ose Tasi pertelepon kepada Gatra.com ( 11/7).

Dia menjelaskan awalnya Kristina Mukin tidak masuk dalam bursa calon Bupati TTU. Saat itu ada paslon David Juandi –Dolvi Kolo, Joao Meko – Lif Pontus dan Prof Anis Usfunan – Petrus Damianus Afeanpah sudah mendaftarkan diri di Nasdem.

“Mereka sudah memaparkan visi misi. Ternyata paslon David Juandi –Dolvi Kolo dan Joao Meko – Lif Pontus mengundurkan diri. Karena yang diusulkan harus dua pasangan calon, akhirnya DPW Partai Nasdem NTT menambah Kristina Muki dan Yoseph Tanu ,” jelas Ose Tasi.

Menjawab pertanyaan Gatra.com soal politik dinasti, dimana isteri bakal menggantikan suami, Ose Tasi membantah hal ini.

Memang benar, Bupati Ray Fernandez sekarang ini Ketua DPW partai Nasdem NTT. Namun masuknya Kristina Muki sebagai bakal calon Bupati ini bukan karena politik dinasti. Ini karena Kristina Muki adalah kader Partai Nasdem dan sekarang sebagai anggota DPR RI ,” tegas Ose Tasi.

Salah satu syarat untuk mengusulkan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati ke DPP Partai Nasdem kata Ose Tasi harus dua paket.

“ Karena itu DPW Partai Nasdem NTT menambah paslon Kristina Muki-Joseph Tanu. Kedua paslon ini telah diusulkan ke DPP. Siapapun yang direkomendasi, diberikan restu, kami di DPC Kabupaten akan mengamankan ,” katanya.

Dia menolak mengomentari pertanyaan soal adanya intervensi politik dalam proses pemilihan nanti, karena Kristina Muki adalah istri Bupati Ray Fernandez,

“ Oh, soal itu masyarakat sekarang sudah memahami dan mengerti politik. Soal pilihan itu bebas. Sementara soal intervensi, saya no comment,” kata Ose Tasi.